Penelitian ini bermula dari pemikiran penulis bahwa secarateoritis dan hasil penenelitian beberapa .pakar psikologi ditemukanprestasi belajar siswa dipengaruhi variabel-variabei non-intelektual,diantaranya adalah variabel kemandirian dan keoerdasan emosional.Seiain ilu, penulis juga melihat adanya usaha pemenntah danlembaga pendidikan swasta melakukan uji coba program percepatanbelajar untuk melayani pendidikan siswa berbakat, dan sebagai satansatu usana bangsa dan negara Indonesia menyiapkan generasi mudayang siap menghadapai pemberlakuan pasar bebas dunia.Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untukmenelitii apakah ada hubungan antara kemandinan dan kecerdasanemosional dengan prestasi belajar pada siswa program peroepatanbelajar dan program reguler Seberapa besar peranan bermakna yangdiberikan kemandirian dan kecerdasan emosional terhadap prastasibelajar pada siswa program percepatan belajar dan program regulerApakah ada perbedaan kemandirian pada siswa program percepatanbelajar dan program regulerDalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subjek penelitianadalah siswa kelas 3 program peroepatan belajar dan program regulerdari SMUN 81 dan SMU Lab School Jakarta Timur. Selanjutnya untukmenetapkan sampel masing-masing sekolah dilakukan secaraaccidental sampling dengan mempertimbangkan berimbangnya jumlah(n) siswa program percepatan belajar dan program reguler. Jumlahseluruh subjek penelitian adalah 65 siswa. Kepada mereka diberikanSkala Kemandirian, dan Skala Kecerdasan Emosional (yang diadaptasidari Ell yang disusun oleh Lanawati (1999)). Prestasi beiajar diperoleh dari nilai rapor caturwulan II tahun ajaran 2001/2002 dari siswa kelas 3 program percepatan belajar dan program reguler.Skala Kemandirian disusun berdasarkan aspek-aspekkemandirian: percaya diri kontrol diri, tanggung jawab, kebebasan,ketegasan diri, inisiatif, dan pengambilan keputusan. SkalaKemandirian memiliki 45 item valid, dengan koeisien validitas berkisar0,3220 sampai 0,6956, dan koetisien reliabilitas 0,9064 SkalaKeoerdasan Emosional disusun berdasarkan aspek-aspek keeerdasanemosional yaitu: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,empati, dan ketrampilan sosia1 Skala Kecerdasan Emosional memiliki69 item yang valid, dengan koefisien validitas berkisar 0,3070 sampai0,710B, dan koefisien reliabilitas 0,95014.Hasil penelitian menunjukkan: 1).Ada hubungan yang bennaknaantara kemandirian dengan prestasi belajar siswa program percepatanbelajar (r = 0,749 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05)). 2). Ada hubungan yang bermakna antara kemandirian dengan prestasi belajarsiswa program reguler (r = 0,528 dengan nilai signitikansi 0,001 (p <0,05)). 3). Ada hubungan yang bermakna antara kecerdasanemosional dengan prestasi belajar siswa program percepatan belajar (r= 0,873 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05)). 4). Ada hubunganyang bermakna antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarsiswa program reguler (r = 0,776 dengan nilai signiiikansi 0,000 (p <0,05)) 5). Ada peranan yang bermakna dari kemandirian dankecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa programpercepatan belajar (F = 54,619 dengan nilai signifikansi 0,000 (p <0,05)). Penelitian ini menemukan bahwa variabel kemandirian dankecerdasan emosional secara bersama-sama memiliki peranansebesar 79,6% terhadap prestasi belajar siswa program peroepatanbelajar. 6). Ada peranan yang bennakna dan kemandirian dankecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa program reguler(F = 24,754 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05)). Penelitian ini menemukan bahwa variabel kemandirian dan kecerdasan emosionaisecara bersama-sama memiliki peranan sebesar 61,5% terhadapprestasi belajar siswa program reguler. Tetapi secara sendiri-sendirihanya variabel kecerdasan emosional yang memiliki peranan yangbermakna terhadap prestasi belajar siswa program reguler 7). Adaperbedaan kemandirian yang bermakna pada siswa programperoepatan belajar dan program reguler (t = 2,363 dengan nilaisigniikansi 0,021 (p < 0,05)). Selain itu juga dapat disimpulkan bahwasiswa program percepatan bela§ar oenderung lebih mandiridibandingkan dengan siswa program reguler.Saran bagi guru, yaitu hendaknya guru memasukkan aspek-aspekkemandirian dan kecerdasan emosional di dalam pengajaran,menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk berkembangnyakemandirian dan keoerdasan emosional siswa. Guru diharapkan dapatmenjadi model yang mandiri. Perlu adanya pelatihan-pelatihan khususbagi guru tentang bagaimana meningkatkan kemandinan dankeoerdasan emosionai guru dan siswa. Saran bagi orang tua, yaitudiharapkan menerapkan pola asuh demokratis, memiliki hubunganyang kuat dengan anak, menghargai perasaan anak dan tidak terlalumembebaskan anak untuk mengungkapkan perasaannya. Saran bagimasyarakat yaitu masyarakat diharapkan mengembangkan lingkungansosial dan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengembangkankemandirian dan keoerdasan emosional wanganya. Saran bagi penelitiseianjutnya yaitu hendaknya menelili siswa keias satu atau duaprogram percepatan belajar dan program reguler. Peneliti selanjutnyaperlu melakukan uji validitas ekstemal dengan menemukan hubunganalat ukur di dalam penelitian ini, yaitu Skala Kemandirian dan SkalaKecerdasan Emosionai, dengan alat ukur lainnya.Akhirnya sebagai penutup perlu ditekankan bahwa hasilpenelitian ini menunjukkan adanya peranan yang bermakna darikemandirian dan kecerdasan emosionai terhadap prestasi belajarpada siswa program percepatan belajar dan program reguler. Makadengan usaha meningkatkan kémandinan dan kecerdasan emosionalsiswa, baik dalam pendidikannya maupun bimbingan di sekolah,prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Program percepatan belajarmerupakan Salah satu bentuk layanan pendidikan yang demokratisbagi siswa berbakat. Pada saat ini, program peroepatan belajar yangdiselenggarakan dalam kelas khusus mempakan layanan pendidikansiswa berbakat yang paling mungkin dilaksanakan di Indonesia,meskipun dengan segala keterbatasannya. Program percepatanbelajar yang diselenggarakan dalam kelas khusus mempakan Iayananpendidikan siswa berbakat yang masih memungkinkan siswa berbakatuntuk berinteraksi bertumbuh, dan berkembang bersama-sama temansebayanya baik teman sebaya yang berbakat maupun iidak berbakat.Kondisi tersebut dapat meminimalkan segala kelemahan-keiemahandari program peroeptan belajar. |