:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Faktor pengasuhan dalam etiologi gangguan yang berhubungan dengan zat (perbandingan antara keluarga yang anaknya terlibat gangguan yang bcrhubungan dengan zat, dengan keluarga yang anaknya tidak terlibat)

Riza Sarasvita; Ratna Djuwita, supervisor; Suprapti Sumarmo Markam, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001)

 Abstrak

Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini mengalami peningkatan penderita penyalahguna zat yang cukup pesat. Bukan hanya di kota-kota besar saja, melainkan
juga sudah merambah pada kota-kora kecil. jenis zat yang disalahgunakan sejak 1994
pada umumnya adalah jenis Heroin, yang dikenal sebagai zat yang bigh addiit (Fisher
& Harrison, 1997). Risiko kesehatan dan sosial yang ditimbulkan akibat
menyalahgunakan zat adalah sangat besar, mulai dari penurunan fungsi otak, kelainan
jantung, abses, tertularnya penderita dengan berbagai macam virus seperti HIV dan
Hipatiris C, hingga berbagai kemungkinan tindak kriminal yang dilakukan untuk
dapat mempertahankan pola pengunaan zatnya. Berbagai macam studi di berbagai
negara menunjukkan bahwa proses intervensi untuk memulihkan penderita bukanlah
hal yang mudah (Fisher & Hanison, 1997). Angka kekambuhan di RS
Ketergantungan Obat satu-satunya rumah sakit pemerintah yang khusus menangani masalah GBZ- secara kualitatif juga tergolong tinggi. Untuk itulah perlu kiranya
pengkajian yang leblh dapat mengarah pada usaba-usaha prevensi, agar dapat
menekan laju penumbuhan penderita baru. Salah satu faktor yang secara teoritis turut
menyumbang pada perilaku penyalahgunaan zat pada seorang anak adalah
pengasuhan orangtua (Patterson ct al dikudp oleh Fedman & Weinberger, 1994).
`Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengasuhan orangtua yang seperti apakah yang terjadi pada keluarga yang anaknya terlibat GBZ dan
sekaligus membandingkannya dengan apa yang terjadi pada keluarga yang anaknya tidak terlibat GHZ. Dengan demikian dapat diperoleh gabungan yang lebih detil atas
pola asuh yang cenderung memiliki risiko lebih besar terhadap penyalahgunaan zat yang dilakukan oleh anak.
Penelitian dilakukan dengnn metode kualitatif Responden keluarga yang
anaknyn terlibat GBZ adalah klien peneliti sejak beberapa tahun yang lalu. Pemilihan responden dengan kriteria ini dimaksudkan agar rapport yang telah terbina sebelumnya
dapat mempermudah perolehan data, mengingat beherapa tema penelitian termasuk
sensitif Sementra respunden keluarga yang anaknya tidak terlibat GBZ adalah relasi
peneliti yang juga telah cukup lama dikenal. Pemilihan responden dengnn kriteria ini
dimaksudkan agar dapat lebih menjamin bahwa tidak satupun anak pada keluarga
tersebut terlibat pnda masalah GHZ, mengingat diagnosa bebas (SBK tidak mudah ditegakkan dalm waktu singkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antarn pola asuh keluarga
yang anaknya telibat GBZ dengan keluarga yang anaknya tidak terlibat GHZ.
Perbedaan antnfa lain terlihat pada struktur keluarga, dimana keluarga yang anaknya
terlibat GBZ cenderung memiliki struktur patogcnik, yang berarti memiliki risiko
lebih bcsnr untuk mcnghasilkan individu yang rentan terhadap stres. Struktur patogcnik yang dimaksud antara lain adalah disrupted, disardanl ataupun distrubed
(Coleman, 1986). Sementara keluarga yang anaknya tidak tenlibat GBZ cenderung bersifat non-patogenik.
Perbedaan berikutnya juga ada pada pola asuh orangtua Sekalipun dua
kategori keluarga di atas memiliki figur ayah yang cendcrung tidak tenlibat dan pasif,
namun figur ibu dari keluarga yang anaknya tidak telibat GHZ lebih menampilkan
gaya pengasuhan yang bersifat otoritatif Sedangkan figur ibu dari keluarga yang anaknya telibat GBZ,lebih cenderung bersifat permisif atau otoriter. Perbedaan juga
terdapat pada pola komunikasi antara orangtua-anak. Pada keluarga yang anaknya
tidak terlibat, pola komunikasi lebih bersifat dua arah, intensif dan mendalam,sebaliknya pada keluarga yang anaknya terlibat, pola komunikasi lebih bersifat dua
arah dan kurang menggali pengetahuan dan kemampuan anak. Pada umumnya
keluarga yang anaknya terlibat GBZ kurang memiliki konsep pengasuhan yang jelas,
kurang memasukkan unsur spiritualitas dalam arti yang luas pada kehidupan sehari~-harinya, dan kurang dapat mengelola konflik suami-istri secara konstruktif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pola pengasuhan yang
sempurna, yang ada hanyalah upaya. untuk terus menerus memperbaiki diri dan
bcrcermin pada kekeliruan atau kegagalan di masa lalu. Oleh karenanya perlu sikap optimis bagi setiap orangtua dalam menjalankan perannya sebagai orangtua.
Penelitian lanjulan yang bersifat kuantitaif perlu dilakukan, agar
dapat memberikan gambaran yang lebih kaya,1uas dan representif. hasil penelitian ini diharapkan juga dapar digunakan sebagai landasan pembuatan program prevensi
yang komprehensif bukan hanya melibatkan orangtua, melainkan juga melibatkan dunia sekolah dan pemerintah secara umum. Apapun juga, mencegah jauh lebih baik
daripada mengobati.

 File Digital: 1

Shelf
 T-PDF Riza Saraswita.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T38221
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : iv, 221 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38221 15-19-857347898 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20343970