Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : unmediated (rdamedia); computer (rdamedia)
Tipe Carrier : volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier)
Deskripsi Fisik : iv, 221 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38221 15-19-857347898 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20343970
 Abstrak
Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini mengalami peningkatan penderita penyalahguna zat yang cukup pesat. Bukan hanya di kota-kota besar saja, melainkan juga sudah merambah pada kota-kora kecil. jenis zat yang disalahgunakan sejak 1994 pada umumnya adalah jenis Heroin, yang dikenal sebagai zat yang bigh addiit (Fisher & Harrison, 1997). Risiko kesehatan dan sosial yang ditimbulkan akibat menyalahgunakan zat adalah sangat besar, mulai dari penurunan fungsi otak, kelainan jantung, abses, tertularnya penderita dengan berbagai macam virus seperti HIV dan Hipatiris C, hingga berbagai kemungkinan tindak kriminal yang dilakukan untuk dapat mempertahankan pola pengunaan zatnya. Berbagai macam studi di berbagai negara menunjukkan bahwa proses intervensi untuk memulihkan penderita bukanlah hal yang mudah (Fisher & Hanison, 1997). Angka kekambuhan di RS Ketergantungan Obat satu-satunya rumah sakit pemerintah yang khusus menangani masalah GBZ- secara kualitatif juga tergolong tinggi. Untuk itulah perlu kiranya pengkajian yang leblh dapat mengarah pada usaba-usaha prevensi, agar dapat menekan laju penumbuhan penderita baru. Salah satu faktor yang secara teoritis turut menyumbang pada perilaku penyalahgunaan zat pada seorang anak adalah pengasuhan orangtua (Patterson ct al dikudp oleh Fedman & Weinberger, 1994). `Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengasuhan orangtua yang seperti apakah yang terjadi pada keluarga yang anaknya terlibat GBZ dan sekaligus membandingkannya dengan apa yang terjadi pada keluarga yang anaknya tidak terlibat GHZ. Dengan demikian dapat diperoleh gabungan yang lebih detil atas pola asuh yang cenderung memiliki risiko lebih besar terhadap penyalahgunaan zat yang dilakukan oleh anak. Penelitian dilakukan dengnn metode kualitatif Responden keluarga yang anaknyn terlibat GBZ adalah klien peneliti sejak beberapa tahun yang lalu. Pemilihan responden dengan kriteria ini dimaksudkan agar rapport yang telah terbina sebelumnya dapat mempermudah perolehan data, mengingat beherapa tema penelitian termasuk sensitif Sementra respunden keluarga yang anaknya tidak terlibat GBZ adalah relasi peneliti yang juga telah cukup lama dikenal. Pemilihan responden dengnn kriteria ini dimaksudkan agar dapat lebih menjamin bahwa tidak satupun anak pada keluarga tersebut terlibat pnda masalah GHZ, mengingat diagnosa bebas (SBK tidak mudah ditegakkan dalm waktu singkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antarn pola asuh keluarga yang anaknya telibat GBZ dengan keluarga yang anaknya tidak terlibat GHZ. Perbedaan antnfa lain terlihat pada struktur keluarga, dimana keluarga yang anaknya terlibat GBZ cenderung memiliki struktur patogcnik, yang berarti memiliki risiko lebih bcsnr untuk mcnghasilkan individu yang rentan terhadap stres. Struktur patogcnik yang dimaksud antara lain adalah disrupted, disardanl ataupun distrubed (Coleman, 1986). Sementara keluarga yang anaknya tidak tenlibat GBZ cenderung bersifat non-patogenik. Perbedaan berikutnya juga ada pada pola asuh orangtua Sekalipun dua kategori keluarga di atas memiliki figur ayah yang cendcrung tidak tenlibat dan pasif, namun figur ibu dari keluarga yang anaknya tidak telibat GHZ lebih menampilkan gaya pengasuhan yang bersifat otoritatif Sedangkan figur ibu dari keluarga yang anaknya telibat GBZ,lebih cenderung bersifat permisif atau otoriter. Perbedaan juga terdapat pada pola komunikasi antara orangtua-anak. Pada keluarga yang anaknya tidak terlibat, pola komunikasi lebih bersifat dua arah, intensif dan mendalam,sebaliknya pada keluarga yang anaknya terlibat, pola komunikasi lebih bersifat dua arah dan kurang menggali pengetahuan dan kemampuan anak. Pada umumnya keluarga yang anaknya terlibat GBZ kurang memiliki konsep pengasuhan yang jelas, kurang memasukkan unsur spiritualitas dalam arti yang luas pada kehidupan sehari~-harinya, dan kurang dapat mengelola konflik suami-istri secara konstruktif Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pola pengasuhan yang sempurna, yang ada hanyalah upaya. untuk terus menerus memperbaiki diri dan bcrcermin pada kekeliruan atau kegagalan di masa lalu. Oleh karenanya perlu sikap optimis bagi setiap orangtua dalam menjalankan perannya sebagai orangtua. Penelitian lanjulan yang bersifat kuantitaif perlu dilakukan, agar dapat memberikan gambaran yang lebih kaya,1uas dan representif. hasil penelitian ini diharapkan juga dapar digunakan sebagai landasan pembuatan program prevensi yang komprehensif bukan hanya melibatkan orangtua, melainkan juga melibatkan dunia sekolah dan pemerintah secara umum. Apapun juga, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.