Hubungan kesejahteraan subyektif, stres, gayahidup, efektivitas sosial dan kesehatan fisik
Doloksaribu, Rotua S.;
Fuad Hassan, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000)
|
Semua manusia di dunia ini mendambakan untuk tetap sehat dantidak ada seorangpun yang menginginkan untuk sakit, terlebih lagi sakit berat. Penelitian-penelitian juga sudah banyak dilakukan untukmengetahui faktor-faklor apa yang mempengaruhi kesehatan. Kondisi inijuga berlaku untuk bidang Psikologi. Cukup banyak penelitian yangmelihat keterkaitan antara kondisi psikologis dan kesehatan tisik. Hanya saja, penelitian ini lebih banyak diarahkan pada faktor psikologis negatif yang dapat menimbulkan penyakit sehingga pendekatan yang dilakukanjuga cenderung kuratif. Penelitian yang melihat keterkaitan faktorpsiko1ogis yang positif dengan kesehatan masih jarang dilakukan. Dengan dasar itulah penelitian ini diarahkan untuk melihat hubungan antara kebahagiaan (yang dikonstruksikan dalam istilah kesejahteraan subyektif) dengan kesehatan fisik. Dengan demikian, paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma sehat. Pertanyaan penalitiannya adalah apakah memang orang yang berbahagia akan lebih sehat Secara teoritis dikatakan bahwa cukup banyak variabel yangdapat mempengaruhi kesehatan fisik. Berdasarkan tinjauan kepustakaanakhimya peneliti menentukan tiga variabel Iain sebagai pembanding, yaitu: stres, gayahidup dan efektivitas sosial. Oleh karena itu, selaln melihat hubungan antara kesejahteraan subyektif dan kesehatan fisik, penelitian ini juga ingin mengetahui variabel-variabel mana yang dapat membedakan orang sehat dengan orang sakitBerkaitan dengan tujuan tersebut, panelitian ini melibatkan 100orang subyek penelitian yang terdiri dari 50 orangyang sedang menialani perawatan di rumahsakit dan 50 orang lainnya yang tidak sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kepada mereka diberikan alat ukur yang masing-masing mengukur : kesejahteraan subyektif stres,gayahidup, efektivitas sosial dan kesehatan fisik Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan penghitungan korelasi dananalisis diskriminan.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa afek positif merupakanvariabel yang dapat membedakan kelompok sehat dan sakit. Merekayang jarang mengalami afek positif semakin besar kemungkinannyaterkena sakit. Kombinasi antara banyaknya gangguan dan afek positifjuga menentukan banyaknya simtom yang dikeluhkan. Selain itu,kombinasi antara rendahnya afek positif, tingginya rasa kesepian dantingginya kebiasaan merokok akan menentukan banyaknya hambatanyang dialami dalam melakukan aktivitas sehari-hari.Beberapa saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan, yaitu 1melihat hubungan antara faktor psikologis negatif dan gayahidup positif,perbaikan alat ukur (terutama alat ukur kesehatan fisik), memperbanyakjumlah sampel dan memperluas variabel bebas dengan memasukkanfaktor psikologis positif lainnya (misalnya : optimisme, harapan, kontrol diri, dan Iain-lain). Dengan demikian, diharapkan akan diperoleh masukanlain yang berguna untuk meningkatkan kesehatan fisik khususnya melaluipendekatan psikologi. |
T-PDF Rotua S Dolokseribu.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T38383 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | iv, 100 pages; 30 cm. + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T38383 | 15-19-077784416 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20344115 |