Deskripsi Lengkap
| Bahasa : | ind |
| Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
| Tipe Konten : | text (rdacontent) |
| Tipe Media : | unmediated (rdamedia) ; computer (rdamedia) |
| Tipe Carrier : | volume (rdacarrier) ; online resource (rdacarrier) |
| Deskripsi Fisik : | xiii, 106 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
| Naskah Ringkas : | |
| Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
| Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
| No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
|---|---|---|
| T34087 | 15-19-464849528 | TERSEDIA |
| Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20344187 |
Abstrak
ABSTRAK
Program intervensi ini benujuan untuk mcmbcrdayakan masyamkat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (lzekzlessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengcnai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai ahcmalifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini mcnggunakan teori Learned Hegnlessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health BcliefMode1(Roscnstock, 1974). Tcknik intervensi menggunakan Comrmmig' Empowerment (Dalton, 2001) dan Erperiential Leamizzg (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter; pcnghuni liar, dimana mayoritas penduduknya ad alah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka scbagian bcsar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ckonomi, sehingga mcreka sangat terbebani oleh binya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatiil dan pcngembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini un tuk mengawali program pemberdayaan masyamkat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pcrtemuan tatap muka lzmgsung dan komunikasi yang intensif dan tcrcncana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan kctemmpilan warga sehingga mcrcka lebih berclaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dcngan terbentuknya agen perubahan yang bertimgsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk diiadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agcn pcmbahan ini telah berhasil menumbuhkan kcsadaran dan pengertian kepada warga untuk bcrpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari altematifpcngobatan yang murah sehingga dapat mengumngi bcban mere]-ca. lntervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup schat.
ABSTRACT
The objective of this intervention program tk to empower the population of Kanioung Lio RW 20 by providing a relativehf inexpensive medication alternatifsolution This program also aims on reducing the lteblessness ofthe population particularht on health issues. The main objective ofthts intervention is to gain the populations awareness and understanding about TOGA cultivation as a relativehr inexpensive mediation alternative. This community awareness 119 based on Learned Helolessness theory by .Se ligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The intervention technique ts based on Community Empowerment (Dalton, 2001) and Experiential Learning (David A. Kolb, 1996) The population of this village is categorized as squatter, untamed population, where the majority ofthe population are migrants (outsidens) with low education level, who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is the main issue of this population which burdens them of today 's medication _/ee. The approaching method in developing this intervention program done through qualitative method and the expansion of change agent needed in this intervention to began this community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention program conducted with_R>rmal and in_RJrmalvt1sits, direct meeting and intensive and planned communication which jbcus on the capacity building ofthe community as an ejort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more independent and capable. The first stage ty' this intervention program was conducted _/br 6' months (November 2006-July 2007) and nas successhtl by the _Rrrmation of change agent that well functioning and there a speci/ic area provided for TOGA center from Kampung Lia RW 20. This agent of change has ejectively escalate the awareness and understanding of the population medication alternative to reduce their economical burden. Thejbllow up of this first stage still need to be innzlemented to fuyill the objective and expectation of the community of Karnpung Lio RW 20, the escalation of skills and ability to wards healthy life.
Program intervensi ini benujuan untuk mcmbcrdayakan masyamkat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (lzekzlessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengcnai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai ahcmalifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini mcnggunakan teori Learned Hegnlessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health BcliefMode1(Roscnstock, 1974). Tcknik intervensi menggunakan Comrmmig' Empowerment (Dalton, 2001) dan Erperiential Leamizzg (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter; pcnghuni liar, dimana mayoritas penduduknya ad alah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka scbagian bcsar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ckonomi, sehingga mcreka sangat terbebani oleh binya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatiil dan pcngembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini un tuk mengawali program pemberdayaan masyamkat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pcrtemuan tatap muka lzmgsung dan komunikasi yang intensif dan tcrcncana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan kctemmpilan warga sehingga mcrcka lebih berclaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dcngan terbentuknya agen perubahan yang bertimgsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk diiadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agcn pcmbahan ini telah berhasil menumbuhkan kcsadaran dan pengertian kepada warga untuk bcrpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari altematifpcngobatan yang murah sehingga dapat mengumngi bcban mere]-ca. lntervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup schat.
ABSTRACT
The objective of this intervention program tk to empower the population of Kanioung Lio RW 20 by providing a relativehf inexpensive medication alternatifsolution This program also aims on reducing the lteblessness ofthe population particularht on health issues. The main objective ofthts intervention is to gain the populations awareness and understanding about TOGA cultivation as a relativehr inexpensive mediation alternative. This community awareness 119 based on Learned Helolessness theory by .Se ligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The intervention technique ts based on Community Empowerment (Dalton, 2001) and Experiential Learning (David A. Kolb, 1996) The population of this village is categorized as squatter, untamed population, where the majority ofthe population are migrants (outsidens) with low education level, who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is the main issue of this population which burdens them of today 's medication _/ee. The approaching method in developing this intervention program done through qualitative method and the expansion of change agent needed in this intervention to began this community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention program conducted with_R>rmal and in_RJrmalvt1sits, direct meeting and intensive and planned communication which jbcus on the capacity building ofthe community as an ejort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more independent and capable. The first stage ty' this intervention program was conducted _/br 6' months (November 2006-July 2007) and nas successhtl by the _Rrrmation of change agent that well functioning and there a speci/ic area provided for TOGA center from Kampung Lia RW 20. This agent of change has ejectively escalate the awareness and understanding of the population medication alternative to reduce their economical burden. Thejbllow up of this first stage still need to be innzlemented to fuyill the objective and expectation of the community of Karnpung Lio RW 20, the escalation of skills and ability to wards healthy life.