Biasanya label anak AD/HD diberikan pada anak yang mempunyaikesulitan memusatkan perhatian di sekolah ataupun di rumah. Anak-anak ini jugatampak jauh lebih aktif dan/atau impulsif dibandingkan dengan anak lain padausia yang sama (American Academy of Family Physicians Pennission, 2003).Dalarn menangani masalah ADH-ID dibutuhkan perhatian yang khusus. AnakAD/HD seringkali menjadi lebih baik ketika mereka bertambah usia dan belajarmenyesuaikan diri dengan masalah mereka. Hiperaktivitas biasanya akan berhentipada akhir masa remaja. Tetapi sekitar separuh anak AD/HD tetap mudah teralihperhatiannya, memiliki mood yang berubah-ubah, mudah ma-rah dan tidak mampurnenyelesaikan pekerjaan atau tugas. Anak dengan orangtua yang penuh cinta dansuportif, serta mau bekezja sama dengan staf sekolah dan dokter mempunyaikesempatan yang terbaik untuk menjadi orang dewasa dengan penyesuaian diriyang baik (well-aqjmsred) (American Academy of Family Physicians Permission,2003). Pentingnya peran orangtua dalam mengasuh anak AD/HD sangatditekankan. Barkley (dalarn Papalia, 2001) menyarankan orangtua dan guru untukmembantu anak AD/HD dengan memberikan mereka lingkungan yang terstruktur,seperti memecah suatu tugas ke dalarn tugas-tugas yang lebih sederhana; seringmemberikan dorongan tentang aturan dan waktu; seringkali memberikan rewardterhadap keberhasilan-keberhasilan kecil. Karena motivasi intrinsik dan responanak AD/HD terhadap reinforcemenr juga terganggu, maka dibutuhkan sistemreinforcemenr yang lebih efektif dibandingkan perlakuan terhadap anak yangnormal (ERIC, 2000). Dari bebcrapa kasus ditemukan bahwa seringkali orangtuajustru memberikan lingkungan dengan aturan yang terlalu longgar, sehinggapenlaku anak menjadi semakin tidak terkendali. Atau sebaliknya, orangtua justrumemberlakukan aturan yang terlalu ketat sehingga anak menjadi tertekan akibattuntutan yang melebihi batas kemampuannya, Dari penelitian ini hendak teknikpengasuhan yang efektif bagi anak ADH-ID. Hal ini diperoleh dengan menganalisahasil anamnesa, observasi, dan tes HTP. Metode penelitian ini dilakukan secarakualitatif. Data penelitian yang diambil merupakan data sekunder yang ditemukanpada Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Analisadata dilakukan berdasarkan hasil anamnesa, observasi, dan tes HTP dari kasusanak yang telah didiagnosa mengalarni AD/HD. Hasil yang ditemukan ialah totalkarakteristik pengasuhan yang cfektif bagi anak ADIHD terbanyak yang berhasildipenuhi ialah 7 karakteristik (kasus 2), sementara kasus l mernenuhi 3karakteristik, dan kasus 3 memenuhi 4 karakteristik. Nalmun dari ketiga kasusyang diteliti, tida.k ada satupun yang dapat menerapkan telmik pengasuhan yangefektif bagi anak AD/HD. Satan-saran untuk penelitian selanjutnya: digunakansampel yang lebih banyak agar dapat ditarik pola-pola umum yang lebih jelas darisetiap teknik pengasuhan yang diterapkan orangtua; digunakan sampel yangmemiliki kesamaan tipe AD/HD agar dapat terlihat lebih jelas pola umum dariteknik pengasuhan yang digunakan orangtua dalam menangani anak ADIHD;ditentukan derajat kepentingan karakteristik pola asuh dalam menangani anakAD/HD agar dapat melihat efektivitas penerapan pengasuhan secara menyeluruh;untuk orangtua yang memiliki anak dengan gejala AD/HD agar melakukan teknikpengasuhan yang efektif dengan memenuhi karakteristik sebagai berikut:membangun hubungan yang positif antara orangtua dengan anak, mernberiperaturan yang sederhana dan jelas mengenai perilaku apa yang diharapkan darianak, rnemecah tugas kompleks ke dalarn tugas-tugas yang lebih sederhana,membuat jadwal kegiatan (rutinitas) sehari-hari, memberitahu anak konsekuensiapa yang akan diterimanya bila mereka berhasil menaati peraturan ataumelakukan tugasnya, memberitahu anak konsekuensi apa yang akan digunakanbila ia melanggar peraturan atau melalaikan tugasnya, mengawasii mengontrolperilaku anak, memberikan konsekuensi dengan segera, frekuensi pemberiankonsekuensi lebih sering, pertahankan konsislensi pada aturan/ disiplin; caraberespon di tempat dan seting yang berbeda; dan perilaku antar orangtua,menghindari/ membuat perencanaan terhadap situasi bermasalah, fokus pada hal-hal yang positif pada anak, seperti prestasi atau hal yang berhasil dilakukan anak,hindari perhatian yang berlebihan pada kelemahan dan keterbatasan anak,Mendorong anak untuk meningkatkan potensi/ keterampilan mereka. |