Penelitian yang dilakukan beranjak dari pengamatan dan kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti terhadap kelompok gay di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifkan antara persepsi terhadap penerimaan lingkungan (orang tua, rekan kerja, dan lingkungansosial secara umum) dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay. Seperti diketahui, lingkungan sosial pada umumnya masih bersikap negatif dan menolak keberadaan kelompok homoseksual, khususnya kelompok gay. Kelompok ini dikatakan sebagai kelompok minoritas yang sering mendapatkan sikap dan perlakuan negatif dari masyarakat di sekitarnya Pada umunmya., setiap manusia mendambakan hidup bahagia. Bahkan menurut Aristoteies, pada dasarnya ‘kebahagiaan’ merupakan tujuan hidup dari setiap manusia (Aristoteles, dalam Watenmn, 1993). Lebih jauh Diener dkk (Pavot & Diener, 1993; Diener, Suh, Oishi, 1997; Diener & Diener, 2000) mengatakanbahwa konsep kesejahteraan subyektif merupakan konsep yang paling tepat untuk mengukur ‘kebahagiaan` seseorang. Kesejahteraan subyektif itu sendiri terdiri dari aspek kepuasan hidup, afek positif afek negatif dan penerimaan diri. Berkaitan dengan kondisi kesejahteraan subyektif pada kelompok gay, Rotblum(1994) serta Gonsiorek & Weinrich (1991) berpendapat bahwa kelompok tersebut tampaknya kurang bahagia dan sering merasa tertekan dalam hidupnya. Lebih jauh beberapa peneliti mengatakan perlunya penelitian tentang kesejahteraansubyektif pada kelompok Topik penelitian tentang kesejahteraan subyektif itu sendiri merupakan topik yang masih jarang diteliti pada kelompok gay (Dew,Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat kaitan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial sewra umum, dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay. Masalah dalam penelitian ini adalah untuk mellhat apakah terdapat hubungan yang signifikanantara persepsi terhadap penerimaan orang tua., rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay. Secara khusus, penelitian ini hendak melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antarapersepsi terhadap penerimaan orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan aspek-aspek dalam kesejahteraan subycktif yaitu: kepuasan hidup,afek positif afek negatif dan penerimaan diriSesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adaiah penelitian deskriptif-kuantitatif dan merupakan penelitian yang bersifat non-eksperimentaldengan tingkat kepercayaan 95%. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, yaitu kaum gay yang berusia 20-40 tahun, berpendidikan minimal tamat SMP dan telah bekerja. Alat ukur yang digunakan adalah: Satisfaction with TheLife Scale yang disusun oleh Diener dkk (dalam Pavot & Diener, 1993), Positive Afect & Negative Aject Scale yang disusun oleh Diener, Smith & Fujita (1995),serta Self-Acceptance Scale yang disusun oleh Ryff dkk (Ryff 1989; Ryff & Keyes, 1995)- Sedangkan analisis statistik yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah uji korelasi antara variabel-variabei bebas dan variabel-variabel terikat dalam penelitian.Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifnkan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay. Namun., hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yangsignifikan antara persepsi terhadap penerimaan rekan kerja dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay tersebut.Peneliti berasumsi bahwa hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan lingkungan dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay,hanya akan terjadi pada lingkungan yang memiliki interaksi secara langsung dengan kelompok gay (dalam hal ini adalah rekan kerja dan lingkungan sosial secara umum). Persepsi terhadap penerimaan orang tua tidak berhubungan secarasignifikan dengan kesejahteraan subyektif pada kelompok gay, sebab (berdasarkan data penelitian) pada umumnya para responden tidak lagi tinggal bersama dengan orang tua mereka. Berdasarkan asumsi ini, peneliti berpendapat bahwa persepsiterhadap penerimaan kelompok (yaitu kelompok gay) tentunya juga akanberhubungan secara signiflkan dengan kesejahtcraan subyektif kelompok gay tersebut.Penelitian ini hanya membatasi pengukuran pada persepsi kaum gay terhadap penerimaan lingkungan. Menurut peneliti, akan lebih baik jika juga dilakukan pengukuran penerimaan dari lingkungan secara obyektif (orang tua, rekan kaja,dan lingkungan sosial secara umum) terhadap kelompok gay tersebut. Dari hal inidiharapkan akan diperoleh data penelitian mengenai persepsi lingkungan terhadap kaum gay serta persepsi kaum gay terhadap lingkungan tersebut, dan dengan demikian diperoleh deskripsi yang lebih akurat mengenai sikap lingkunganterhadap kelompok gay serta sikap kelompok gay terhadap lingkungan, khususnya kelompok gay di Jakarta. Akan lebih baik jika juga dilakukan penelitian yangmengukur kondisi kesejahteraan subyektif pada kelompok gay yang telah coming out dan kelompok gay yang masih tertutup.Kendala dalam penelitian ini adalah minimnya data penelitian mengenai sikap lingkungan terhadap kelompok gay, Serta gambaran kondisi kesejahtcraan subyektif pada kelompok gay di Jakarta. Menurut peneliti, akan lebih baik jikadilakukan penelitian-penelitian yang bersifat kualitatif tentang hal tersebut, agar diperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai sikap lingkungan dan kondisi kesejahteraan subyektifpada kelompok gay di Jakarta |