Memori merupaKan salah satu fungsi penting bagi individu, baik di dalammenjalin hubungan dengan lingkungannya maupun menjalankan aktivitasnya sehari-hari seperti bekerja ataupun menyelesaikan tanggung jawabnya. Menurut Santrock(2002) memori adalah kemampuan individu untuk menahan atau menyimpansejumlah informasi di dalam pikirannya seiring dengan berjalannya walciu. Dampakdari terganggunya fungsi memori, diungkapkan oleh Lezak (1995) membuat individumenjadi tergantung pada orang lain, kemampuan untulc belajar terganggmg sertamenurunkan kinexjanya. Selain itu juga akan membuatnya sulit menjalin hubunganataupun membuat kontak sosial yang bermakna dengan lingkungannya. Gangguanmemori dapat terjadi pada kasus-kasus lansia, stroke, cedera kepala., Serta yangmengalami kerusal-can fungsi pada bagian otak tertentu.Memori dapat dibagi berdasarkan beberapa kriteria penggolongan.Diantaranya ada yang disebut dengan, short term memory (STM) dan long termmemory (L'I'M`), penggolongan ini berdasarkan durasi atau wakm. Selain ituberdasarkan proses terbentuknya, terbagi menjadi declarative dan proceduralmemory. Lalu berdasarkan isi (sifat) informasi atau peristiwa yang harus diingat. Misalnya memori yang berhubungan dengan pengalaman yang texjadi pada diriindividu itu sendiri atau bersifat pribadi (episodic memory) dan semantic memoryberhubungan dengan memoxi mengenai pengetahuan umum individu, misalnya abjaddan peristiwa sejarah (Lezak, 1995). Fungsi memori, walaupun tidak seluruhnya,mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan bertambahnya usia.Assessment terhadap fungsi memori merupakan bagian yang penting di dalamevaluasi klinis dan neutopsikologis, terutama pada orang dewasa. Hal ini disebabkanoleh banyak gangguan neuropsikiatri pada orang dewasa yang melibatkan gangguaniimgsi kognitii; antara lain fungsi memori (Poon, dalam Kaufman 1990). Terkadangkeluhan pasien rnengenai kesulitan mengingat bersifat tidak reliabel atau berubah-ubah, maka diperlukan tes untuk membantu mengulcur iimgsi memori inclividu secaraobjektif(Gregory, 1987).WMS merupakan salah satu tes memori yang paling banyak digunakan padapemeriksaau fungsi memori individu, tes ini terdiri dari 7 subtes.Terlepas darikelemahan-kelemahannya, tes ini terus dipertahankan karena sifatnya praktis dansederhana_ Fungsi memori yang diukur ialah declorarive memory, working memory,recoil, serta peran dari aspek-aspek lain yang turut mempengaruhi memori individuyaitu atensi dan learning. Di Indonesia telah dilakukan penelitian tentang WMS,namun jumlah sampelnya masih sangat terbatas dan tes ini belum pemah dibuatgambaran skomya pada populasi dewasa muda dan menengah dengan latar belakangpendidikan SMU sederajat.Untuk menjawab permasalahan penelitian ini, peneliti menggunakanpendekatan kuantitalif dengan metode analisa statistik deskriptif; yaitumembandingkan skor rata-rata setiap subtes pada dua kelompok usia. Kemudiandilihat apakah ada perbedaan yang signiiikan. Metode pengambilan sampel yangdigunakan pulposive sampling, dengan jumlah total sampel sebanyak 60 orang.Berdasarkan hasil analisa data, maka skor rata-rata populasi dewasa mudasecara umum lebih tinggi dibandingkan populasi dewasa menengah. Pada keduakelompok usia subtes yang mendapat nilai tertinggi ialah subtes orientasi, keteranganpribadi dan kini, serta belajar asosiasi-pasangan kata mudah. Sedangkan skor terendahadalah pada subtes memori logis. Ditemukan ada perbedaan yang signifxkan antarakedua kelompok usia pada subtes : orientasi, memori logis, deret angka mundur,reproduksi visual, belajar asosiasi (skor total dan pasangan kata sulit).Pada penelitian ini masih perlu adanya rentang usia yang lebih sempit lagikarena batasan dewasa muda dan menengah adalah rentang yang cukup luasPengambilan sampel juga sebaiknya tidak hanya difokuskan pada suatu institusisehingga dapat dipefoleh keterwakilan sampel. |