:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Gambaran Aspek-aspek yang Mempengaruhi Prestasi Belajar pada Siswa SMUN 106 Jakarta yang Berprestasi Akademik Rendah

Anies Syafitri; Puji L. Prianto, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003)

 Abstrak

Peneliti tertarik untuk melakukan identifikasi aspek yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa remaja berprestasi akademik rendah, karena berdasar data yang ada pada SMUN 106 Jakarta Timur bahwa hasil prestasi yang rendah dari siswa dapat menimbulkan masalah antara lain menurunkan peringkat sekolah karena output nilai yang dihasilkan siswa lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan Selain itu beberapa siswa yang berprestasi rendah memilih mengundurkan diri dari sekolah atau juga memang dikeluarkan oleh pihak sekolah sehingga menambah jumlah siswa yang drop out dari sekolah. Di sisi lain, beberapa siswa yang berprestasi rendah melakukan kompensasi ketidakmampuannya dalam bidang akademik dengan sikap apatis dan kenakalan misalnya mencontek atau membolos sekolah untuk menarik perhatian para guru.
Penelitian deskriptif ini mengambil sampel pada remaja usia 15-18 tahun dengan pertimbangan di rentang usia ini remaja mulai mengembangkan identity achievement (Hurlock, 1994). Inventor yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tes SPM dan alat ukur kuesioner aspek-aspek yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah disusun oleh peneliti sendiri. Dari hasil uji reliabilitas kuesioner dengan SPSS 11.0 diperoleh alpha sebesar 0, 9154 (total item yang dipakai berjumlah 139).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 50 siswa SMUN 106 Jakarta yang berprestasi akademik rendah, hanya 6 % subjek yang memiliki potensi kecerdasan yang tergolong kurang dan 2 % subyek yang memiliki potensi kecerdasan yang tergolong rendah. Selebihnya, 92 % subyek potensi kecerclasannya tergolong baik, cukup dan tinggi. Jadi ditemukan subyek yang memiliki kecerdasan tinggi namun berprestasi akademik rendah. Terlihat bahwa sebagian besar subyek memiliki jenis motivasi ekstrinsik, dimana 76 % subjek belajar di sekolah karena selalu ingin memperoleh bekal ijazah untuk bekerja Didukung dengan 92 % subjek mengaku orang tua mereka selalu beranggapan bahwa pendidikan sekolah sebagai bekal subyek untuk bekerja Menurut Mc Clelland (1987), harapan orang tua yang dikomunikasikan kepada subyek dapat mempengaruhi motivasi anak.
Dalam hal ak value, sebanyak 66 % subyek terkadang merasa tidak mendapat kepuasan batin dalam belajar. Sedangkan dalam hal perceived cost, 44 % subjek mengaku selalu menyediakan waktu belajar tanpa harus mengganggu jadwal bermain mereka. Dari aspek minat juga tampak 76 % subyek terkadang lebih berminat pergi bermain bersama teman-temannya dibanding belajar. Hal ini dapat dimaklumi mengingat subyek berada pada usia remaja yang memiliki kebutuhan psikologis untuk menjalin persahabatan, maka mereka belajar tanpa harus mengorbankan waktu bermainnya (Samah, dalam Rianiwulan, 1989).
Dari aspek terlihat 62 % subyek selalu hanya akan terlibat pada tugas sekolah dimana ia benar-benar yakin mampu mengerjakannya. Sifat tugas yang dihadapi memberi pengaruh pada subjek, dimana 54 % subjek mengaku terkadang jilza tugas yang dihadapinya semakin sukar, maka subyek semakin merasa tidak mampu untuk mengerjakannya Dari kinerja yang dicapai sebagai Salah satu sumber informasi self efficacy, sebanyak 50 % subjek terkadang merasa keyakinan dirinya dalam menghadapi tugas akan menurun jika sering gagal dalam mengerjakan tugas. Menurut Pajares (1996), siswa yang memiliki persepsi yang rendah dapat mengakibatkan siswa menghindari tugas yang dinilainya sukar untuk dikerjakan, karena subyek takut gagal.
Dari komponen harga diri akademik terlihat 54 % subyek terkadang kurang merasakan manfaat dari belajar. Untuk karakteristik siswa dengan harga diri akademik rendah terlihat bahwa 68 % subyek terkadang merasa pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Sebanyak 64 % subjek terkadang memandang kemampuan dirinya tidak selera dibanding kemampuan orang lain, dan 60 % subyek mengaku selalu menghindari situasi yang dapat membuat mereka malu atau cemas. Memang siswa dengan harga diri akademik yang rendah menampilkan perilaku yang kurang matang. la mudah menyerah dan merasa tidak berdaya serta mudah terpenga.rul1 oleh kegagalan dan kritik dari orang lain. Oleh karena itu, ia cenderung menghindari situasi yang menimbulkan rasa cemas, malu, dan terhina, akibat melakukan kesalahan (Clemes & Bean, dalam Dewi, 1999; Maslow, dalam Frey & Carlock, 1937).
Dari aspek kebiasaan belajar, 66 % subyek terkadang merasa susah berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran di kelas. Sebanyak 66 % subyek juga terkadang tidak membuat rangkuman dari materi yang dibacanya Ada 52 % subjek yang mengaku terkadang tidak memiliki jadwal belajar secara teratur dan hanya belajar menjelang ulangan atau ujian. Subjek tampaknya kurang memiliki kemauan untuk berlatih disiplin belajar. Sesuai dengan pendapat Gie (dalam Sugema, 1997) bahwa belajar secara teratur, disiplin dengan konsentrasi membutuhkan latihan tersendiri. Tidak ada kendala dari aspek Etik, 60 % subjek selalu melakukan aktivitas olahraga untuk memperkuat Fisik mereka. Namun dari kondisi mental, SD % subyek selalu merasa cemas dengan hasil prestasi sekolah mereka yang tidak bagus.
Dari aspek lingkungan sekolah, 53 % subyek menilai terkadang guru di sekolah-mya memberi beban pelajaran terlalu banyak melebihi batas kemampuan siswa. Banyaknya beban pelajaran yang diberikan kepada siswa tanpa memandang kemampuan mereka., dan memberi sanksi karena mereka tidak bisa memenuhinya memiliki pengaruh besar terhadap ketertinggalan anak dalam belajar (Asy-syakhs, 2001). Walaupun 92 % subjek mengaku bahwa pihak sekolah akan memberi sanksi kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah, namun 84 % subyek mengaku terkadang mencontek ketika ulangan- Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (1999) menunjukkan semakin rendah motivasi berprestasi siswa, maka semakin tinggi perilaku menyontek siswa muncul.
Selanjutnya saran untuk perbaikan penelitian adalah melengkapi dengan metode wawancara, melihat gambaran kemampuan pada tiap-tiap subyek agar dapat menggambarkan populasi secara lebih akurat, Serta melihat kontribusi aspek yang paling berpengaruh pada prestasi belajar Disamakan pula menambah jumlah item pada setiap aspek kuesioner, dan melakukan uji korelasional. Untuk data prestasi belajar, disarankan menggunakan tes prestasi yang baku sesuai kurikulum yang berlaku.
Akhirnya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa untuk memperbaiki prestasi akademik mereka Juga sebagai langkah awal bagi pihak sekolah dan orang tua untuk lebih memahami siswa sehingga dapat membantu mengatasi berbagai masalah yang bed kaitan dengan prestasi akademik siswa. Semoga hasil penelitian ini dapat mendorong timbulnya ide-ide baru untuk melaksanakan penelitian lain lebih lanjut, misalnya dengan menyusun suatu program pelatihan peningkatan prestasi bagi para siswa.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Anies Syafitri.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xii, 254 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-24-49556372 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20344354