Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang yang merasa khawatirdan tak nyaman bila harus mengawali kontak/berinteraksi dengan orang lain, menjadifokus perhatian maupun dalam sitasi-situasi yang mengandung unsurpenilaian/evaluasi dari oramg lain. Kecemasan mereka mungkin karena takut tidakdapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak direspon dengan baik,diremehkan, takut dinilai bodoh dan sebaginya. Kecemasan atau kekhawatiran yangberkaitan dengan situasi-situasi di atas yaitu social siluarion dan atau situation lazim disebut kecemasan sosial (Antony & Swinson, 2000).Kecemasan sosial diartikan sebagai kekhawatiran dan ketakutan yang dialamioleh individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam situsi penilaian dan ataumenjadi fokus perhatian orang lain (Butler, 1999; Antony & Swinson, 2000, Wells &Clark, 1997). Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung berpikir bahwaorang lain akan menjlai negatif dirinya (Antony & Swinson, 2000). Meskipunkecemasan sosial dalam kadar tertentu dikatakan normal, narnun perlu kimnyadiperhatikan agar tidak berkembang menjadi lebih berat, menjadi suatu problem, danakhimya mengganggu (Antony & Swinson, 2000; Butler, 1999).Subyek penelitian ini adalah mahasiswa karena berdasarkan pengarnatanpeneliti selama ini berkaitan dengan aktivitas perkuliahan mereka, banyak yangmerasa cemas bila harus menghadapi ujian lisan maupun tertulis, melakukan diskusikelompok, presentasi, mengemukakan pendapat, bertanya di kelas, menjawabpertanyaan dosen, konsultasi skripsi, dan sebagainya. Dalam kehidupan sosial ataupergaulan sehari-hari pun banyak yang merasa cemas bila melakukan kontak atauinteraksi, misalnya : tidak berani menyapa, menlulai percakapan, berkenalan, datangke pesta/undangan, menatap lawan bicara, dan sebagainya. Kekhawatiran ini adalahkarena adanya pemiklran-pemikiran yang negatif misalnya bahwa mereka lidakditerima dengan baik, ditertawakan, diremehkan, takut salah, dinilai bodoh, dansebagainya. Dampak dari adanya kecemasan sosial ini adalah akan mempengaruhihubungan personal, persahabatan, kmajuan pendidikan dan aktivitas-alctivitaslainnya, kemarahan, frustrasi, dan depresi (Butler, 1999).Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah terapi kognitif - tingkah lakuyang diterapkan pada mahasiswa efektif uutuk mengatasi kecemasan sosial. Dasamyaadalah bahwa kecemasan sosial bersumber clari pemikiran (Butler, 1999) oleh karenaitu upaya penanganan diarahkan pada aspek tersebut (terapi kognitif). Namun karenaberdasarkan banyak penulisan bahwa kesuksesan terapi kognitif akan lebih besar biladisertai teknik-teknik modifikasi tingkah laku maka teknlk yang akan digunakan nautiadalah gabungan dari keclua pendekatan tersebut. Teknik-teknik yang diterapkanadalah latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif role play, dan in vivo exposure.Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subyek penelitian adalah mahasiswaUnivexsitas Muhammadiyah Malang yang mengalami kecernasan sosial, beljumlahtiga orang. Kesimpulan menunjukkan bahwa terapi kognitif – tingkah laku ini efektifuntuk mengatasi kecemasan sosial mahasiswa, yang ditandai oleh rnenurunnyatingkat kecemasan, berkurang/hilangnya pemikiran dan tingkah laku negatif setelahterapi diberikan dan relatif menetap hingga masa tindak lanjut.Kesimpulan tambahan adalah : (1) Ketiga Subyek merasakan perubahan yangbesar setelah mengikuti terapi ini; tingkat kenyamanan terhadap diri jauh lebih baikdibanding sebelumnya.; (2) Terapi kognitif - tingkah laku memberikan manfaatyangsangat besar dan kegunaan untuk masa yang akau datang bagi para Subyek; (3)Terapi kognitif - tingkah laku ini relatif mudah dipelajan dan dijalani oleh Subyekserna memberikan dampak positif yang meluas ke situasi-situasi sosial lain di luarsituasi fokus terapi; (4) Teknik restrukturisasi kognitif mendapatkan kesan palingmendalam dan memberikan perubahan mendasar bagi ketiga Subyek; (5) Teknikrelaksasi merupakan teknik termudah untuk dipelajari dan diaplikasikan selamaterapi; (6) Dua dari Subyek menyatakan teknik tersulit untuk diaplikasikan selamaterapi adalah teknik in vivo exposure. |