Setiap orang Iahir dalam suatu budaya dimana terbentuk serangkaian konsep 1 ide mengenai benar atau salah, baik dan buruk, Serta apa yang diinginkan dan tidak diinginkan (Cohen, 1984). Hal ini berkaitan juga dengan pembentukan konsep mengenai citra tubuh. Sekarang sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa figur ideal untuk wanita adalah bertubuh tinggi, langsing, dan berkulit pulih. Penekanan pada bentuk tubuh ideal menjadi bentuk kontrol sosial dan psikologis bagi wanita pada umumnya. Barat tubuh yang tidak sesuai dengan konsep ideal rnempengaruhi rasa percaya diri seorang wanita (Saraiino, 1994). Lingkungan sosial memiliki pengaruh penting dalam pembentukan penghayatan mengenai citra tubuh seseorang. Pada masyarakat yang sangat memperhatikan berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan mulai knawatir dengan ukuran tubuhnya sejak masa anak-anak dan sering diejek atau disingkirkan dari kelompok sosial. Penghayatan terhadap citra tubuh yang negatif mempengaruhi cara pandang orang tersebut mengenai kejadian-kejadian yang dialaminya. Individu yang berpikir negatif mengenai tubuhnya akan berasumsi bahwa orang lain juga menilainya sedemikian rupa dan menginterpretasi tingkah Iaku orang Iain berdasarkan keyakinannya tersebut. Selain itu, di masa dewasa muda, salan satu tugas perkembangan individu adalah menjalin hubungan yang bermakna dengan lawan jenis. Sementara dalam masyarakat berkembang pandangan bahwa wanita yang bertubun gemuk akan sulit menemukan pasangan karena tubuhnya tidak menarik. Diskrepansi antara figur ideal dan figur aktual ini dapat menimbulkan masalah pada wanita dewasa muda yang mengalami obesita:-3. Penelitian-penelitian mengenai individu-individu yang mengalami obesitas menunjukkan adanya hubungan antara onset, pola makan binge- eat dan jenis kelamin dengan kepuasan citra tubuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif unluk mengetahui gambaran citra tubuh pada wanita yang mengalami obesitas, sedangkan untuk peneiaahan alat ukur Citra tubuh MBSRQ (Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire), pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kua|itatif. Kesimpuian mengenai gaminaran Citra tubuh diperoleh melalui analisa pola dari nasil wawancara dan mencocokkannya dengan pola teoritis. Untuk menelaah alat ini, dilakukan pengujian reliabilitas dengan Cronbach alpha dan pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan wawancara sebagai kriterion, yaitu sebagai suatu hal yang dianggap dapat dipercaya untuk mencoba mengukur validitas MBSRQ. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua responden mengalami hambatan dalam menjalin hubungan dengan Iawan jenis karena ukuran tubun mereka. Kedua responden ini memiliki pembanding sosiai yang superior dan memiliki kedekatan hubungan serta kemiripan latar belakang, yaitu kakak perempuan. Analisa banding menunjukkan bahwa hampir semua responden mengalami obesitas sejak balita, mendapat tanggapan negatif dari lingkungan dalam derajat yang berbeda dan mengestimasi berat badannya sesuai dengan indeks massa tubuh. Penelaahan terhadap MBSRQ menunjukkan bahwa alat ukur ini reliabel untuk mengukur citra tubuh, meskipun perhitungan statistik dengan jumlah subyek yang kecil membuat hasil ini masih dapat diperdebatkan. Berdasarkan uji signifikansi dari korelasi antara hasil wawancara dan hasil MBSRQ, teriihat bahwa pada 4 subskala tidak dapat dilakukan pernitungan, 5 subskala tidak ditemukan korelasi dan hanya pada 1 subskala, yaitu Kecemasan terhadap Kegemukan, ditemukan korelasi antara hasil wawanoara dan nasil MBSRQ. Hasil ini didukung juga olen penelaahan secara kuaiitatif dimana hasil MBSRQ kedelapan respon dalam sillnskala Kecemasan terhadap Kegemukan, sesuai dengan hasil wawancara. Sedangkan pada kesembilan subskaia Iainnya, diternukan beberapa ketidaksesuaian dengan jumlah perbandingan yang beragam. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa MBSRQ merupakan alat yang baik digunakan untuk penelitian dalam jumlah besar namun kurang sensitif dalam penggunaan untuk keperiuan psikologi klinis karena lidak dapat memberikan protil yang knas individu. Saran yang diberikan adalah dilakukannya penelitian Iebih lanjut mengenai MBSRQ dengan menggunakan kriterion Iain yang memungkinkan untuk penggunaan pada sampel yang Iebih besar, misalnya alat ukur mengenai konsep diri. Selain itu, Untuk penggunaan MBSRQ seoara lebih luas sebaiknya dibuat norma standar Untuk pria dan wanita Indonesia. Untuk mengetahui édanya perbedaan yang bermakna mengenai gambaran citra tubuh, dapat digunakan kelompok pembanding seperli wanita yang mengalami obesitas dengan onset dewasa atau pria yang mengalami obesitas. |