Jumlah penyalahguna narkoba dari tahun ketahun terus meningkat. Hal iniperlu menjadi perhatian kita karena efek yang ditimbulkan oleh narkoba selainberbahaya bagi pemakainya, juga memberikan efek negatif bagi lingkungan.Seringkali penyalahguna narkoba terlibat dalam tindak kriminal untuk memenuhikebutuhannya akan narkoba. Banyak usaha djlakukan oleh keluarga penyalahgunanarkoba untuk menghentikan ketergantungan mereka terhadap narkoba. Namun,sulit untuk berhenti dari ketergantungan terhadap narkoba, apalagi jenis heroinyang tinggi tingkat adiksinya. Angka kekambuhan (relapse) setelah seorangpenyalahguna menjalani rehabilitasi cukup tinggi.Untuk memahami apa yang mendorong seorang individu menampilkansuatu perilaku, bisa dilihat dari kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Kebutuhanmerupakan suatu pendorong bagi diti individu untulc melakukan sesuatu Jikadiketahui kebutuhan apa yang mendominasi perilaku individu penyalahgunanarkoba, dalam proses konseling, konselor bisa mernbantu pengguna untuk lebihmengenali dirinya sendiri, menyadari kebutuhannya dan membantu mencarialternatif penyaluran Icebutuhan yang lebih tepat. Untuk rnembantu rnengenalikebutuhamkebutuhan apa yang ada dalam diri, diperlukan sebuah alat tes. Salahsatu alat tes yang bisa digunakan adalah EPPS (Edwards Personal PreferenceSchedule). Konstruk alat tes ini dikembangkan dari teori kepribadian HenryMurray (1983). Alat tes ini mengukur 15 needs (need for achievement,preference,-order; exhibition; autonomy; intraceptfon; succorance; dominance;abasement; afiliation, change, endurance, heterosexuality, dan aggression).Dengan bantuan alat tes ini, peneliti akan melihat kebutuhan apa yang dominandan menjadi karakteristik kepribadian dari individu penyalahguna narkobaDiharapkan bisa diperoleh suatu karakteristik yang membedakan antara individupenyalahguna dan bukan penyalahguna obat terlarang. Penelitian menggunakansumber data sekunder dan pasien yang menjalani perawatan di RSKO (khususnyamereka yang mengalami ketergantungan heroin), sementara untuk kelompokbukan pengguna, peneliti mengadministrasikan tes EPPS pada subyek yang tidamenyalahgunakan narkoba.Dari hasil penelitian diketahui tidak ada perbedaan profil EPPS yangsig;niEkan antara penyalahguna dan bukan penyalahguna narkoba, kecuali padaneeds for dominance dan need for heterosexuality terdapat perbedaan yangsigniiikan pada kedua kelompok tersebut. Sementara dari perbandingan nilaimean kedua kelompok, ada kebutuhan yang eenderung iebih tinggi padakelompok penyalahguna, yaitu : need for deference, exhibifion, auronom.afiliation, change, endurance, heterosexuality, dan aggression. Sedangkan nilaimean yang cenderung lebih rendah adalah: need for deference, order,inrracepton, succorance, dominance, abasement, dan nurrurance.Selain im, diperoleh juga gambaran perilaku penyalahgunaan narkoba darikelompok penyalahguna. Mereka kebanyakan memulai dari usia remaja awal danteman adalah orang yang memperkenalkan mereka pada penyalahgunaan narkoba_Seielah ketergantungan pada heroin, sebagian besar subyek melakukan tindakkriminal untuk membiayai pemakain narkobanya. Cara pemakaian heroin yangmereka lakukan adalah dengan menggunakan janun suntik. Hampir seluruhsubyek menggunakan secara bergantian, perilaku ini beresiko menularkan virusHIV/AIDS. Usaha untuk menghentikan ketergantungan terhadap heroin sudahpernah dilakukan, namun seringkali mereka mengalami relapse.Selanjutnya penelitian ini djharapkan bisa menjadi masukkan bagipengembangan penelitian dibidang dan membantu konselor atau praktisiIainnya untuk lebih peka terhadap kebutuhan yang dimiliki oleh individupenyalahguna narkoba. |