:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Pemaafan pada perempuan dewasa muda korban kekerasan di masa anak

(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Tesis ini memuat penelitian lentang kemarnpuan perempuan dewasa
rnuda- memberikan pemaafan.Pemaafan yang diharapkan dapat diberikan
adalah pemaafan total. Konsep pemaafan yang menjadi dasar penelitian ini
disusun oleh Baumeister, Exline, dan Sommer (dalam Worthington, 1998).
Pemaafan didefinisikan sebagai proses coping individu yang dapat
rnenerima dan mengatasi emosi negatif (seperti rasa marah, benci, sakit hati),
clan menggantinya dengan kinginan yang kuat untuk mencari sesuatu yang
bermakna, seperti misalnya, kedamaian.
Enright(1993) mendefinisikan pcniaafan interpersonal sebagai suatu
kchendak yang kuat untuk melepaskan penilaian yang negatif terhadap pelaku
kcjahatan yang telah melukai korban, dan menggantinya dengan keinginan
untuk berbelas-kasih terhadap pelaku kejahatan tersebut
Sementara menurnt Worlington pcmaafan terbagi dalam dua dimensi.
Pertama, dimensi inzefpersonal, yang ditandai dengan kemarnpuan individu
bertemu kembali dengan orang yang melukainya, dan menerirnanya
sebagaimana saat sebelum peristiwa yang menyakitkan (transgression) teijadi.
Kedua, dimensi intrapsikis yang ditandai dengan hilangnya emosi 'gatif dari
dalam diri individu yang menjadi korban.
Menurut Pargament (1997) pemaafan yang demikian terjadi karena
korban melakukan religious coping. Agama yang di dalamnya mengajarkan
nilai-nilai yang baik, mampu menjadikan individu menahan diri dari membalas
dan berbuat kjahatan. Seberapa besar peran falctor agama dalam pengambilan
keputusan individu untuk memberi pemaafan, inilah yang ditelaah dalam
penelitian ini.
Penelitian ini menjadikan perempuan dewasa muda yang menjadi
korban chifd abused sebagai informan. Hal tersebut sesuai dengan maksud
pendekatan kualitatif yang menjadikan pengalaman subyektif individu sebagai
fenomenon yang menarik unmk diteliti. Dari tiga orang perempuan dewasa
muda yang masing-masing mengalami kekerasan selama kurang lebih 5 tahun,
digali seberapa jauh mereka sudah memaaikan pelaku kekerasan dan
pengalaman masa lalu mereka,
Sebagai hasil penelitian didapati ternyata tidak seorang pun dapat
rnemaafkan secara total. Mereka hanya dapat memaafkan dalam batas tertentu
yaitu secara interpersonal saja, ataupun hanya secara inn-apsikis saja, bahkan
ada juga yang tidak bisa memberi pemaafan
Ketidakmampuan perempuan dewasa muda memaafkan secata total
para pelaku kekerasan, tentunya disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah proses coping yang
belum selesai, dan tidak didapatinya pemaafan intrapsikis. Korban masih
dibelenggu oleh rasa marah, benci, dendam, dan berbagai emosi negatif
lainnya.
Selanjutnya, ditemukan pula bahwa agama sebagai fasilitator sosial pun
bersifat ambivalen. Artinya, individu yang menaruh kepercayaannya pada
agama dapat terdorong untuk memberi pemaafan, tetapi juga sebaliknya tidak
memberi -pemaafan. Sebagai contoh, pada korban kekerasan seksual yang
merasa dirinya ‘kotor’, dan tidak layak dimaafkan, kepercayaannya pada
agama mendorong korban untuk tidak memaafkan pelaku, sama seperti korban
pun tidak dapatt memaafkan dirinya sendiri.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Diana Bachri.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T38385
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : ix, 138 hlm. : ill. ; 28 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38385 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20344443