Pelatihan keterampilan memecahkan masalah dalam lugas akhir ini diberikan pada anak yang, cendemng menunjukkan perilaku opposi1iona1_ yaitu lidak menyukai peraturan, cenderung menampilkan respon ”Lidak” setiap mendapatkan perintah, terbatasnya kemampuan F dalam mencazi soiusi altemalif, dan tidak mempertimbangkan adanya konsekuensi alas respon yung dipilih. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah sam menghadapi situasi sosial yang sulit dan memilih respon sosial yang tepai dengan menggmmakan pendekatan cognitive-behavior. Pelaksanaan intervensi clilakukan dalam 6 scsi penemuan, dengan durasi 45-60 menit. Hasil pelatihan ini adalah anak menganggap peraluran adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui adanya alternatif soiusi dalam menghadapi suatu masalah dan adanya konsekuensi pada setiap altematif solusi tersebut. Problem solving skills training in this final task is applied to oppositional child; who dislike the rules, tends to say “No” to authority figure commands, incapable to End alternative solutions, and could not consider consequences of his inappropriate behavior. The aim of this intervention which uses cognitive- behavior approach is to improve the chi1d’s ability to solve social situation problems and show appropriate behavior. This intervention is conducted in 6 sessions; with the duration of each session is 45-60 minutes. The result of this intervention is considering that rules are regular things in daily life, capable to generate altemative solutions to solve problems in social situations, and knowing the consequences of his inappropriate behavior. |