Menurut Bellak (1993), fungsi utama TAT adalah untuk mengungkapkan dinamika tes kepribadian dan kaitannya dengan fungsi ego. Tes ini menggunakan metode yang sifatnya idiografik, dimana individu dilihat sebagai makhluk yang unik. Murray (dalam Bellak, 1993) menyatakan bahwa setiap kartu TAT dapat dianggap sebagai simulasi situasi sosial , sehingga respon apapun yang muncul akan mencerminkan perilaku individu dalam masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian terhadap Orang dengan HIV AIDS (Odha). Saat seseorang didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS, maka ia dihadapkan pada berbagai masalah yang tidak hanya mempengaruhi kondisi fisiknya, tetapi juga memunculkan reaksi psikologis yang mengikuti reaksi seperti yang ditunjukkan oleh pasien terminal illness. Reaksi-reaksi tersebut berupa shock, denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Tidak hanya itu, mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa penyakit kronis yang mereka peroleh memiliki stigma negatif dari masyarakat.Hal ini berkaitan dengan penemuan awal AIDS pada kaum homoseksual serta penyebarannya yang erat berhubungan dengan penggunaan narkoba Serta perilaku seks diluar nikah. Akibatnya, Odha cenderung dijauhi dan mendapatkan diskriminasi saat berada dalam masyarakat. Dengan beragamnya masalah yang dihadapi. oleh Odha, maka penggunaan TAT yang memiliki kemampuan untuk melihat gambaran here and now dari individu menjadi cukup tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif; terhadap 4 Odha yang berada di sebuah yayasan pemulihan adiksi.Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa tidak ada satu kata pun yang ditolak. Seluruh subyek dapat memberikan respon terhadap kartu-kartu yang diberikan. Hasil ini menunjukkan bahwa keempat subyek tidak merasa terganggu dengan gambar dalam kartu TAT yang mungkin mirip dengan peristiwa yang pernah mereka alami. Kemudian, Saat memberikan respon pada gambar, 3 orang subyek (W, S, U) cenderung menggunakan dirinya sendiri sebagai sumber cerita dalam 1 atau lebih kartu yang diberikan. Ketiganya menjelaskan bahwa tokoh dalam kann persis seperti dirinya atau serupa dengan kejadian yang pernah mereka alami sebelumnya Berdasarkan tema deskriptif terlihat bahwa semua subjek cenderung terlihat ragu-ragu dan bingung dalam menghadapi kondisi mereka saat ini. Selain itu, juga terdapat rasa takut akan kematian, penyesalan karena telah menyusahkan keluarga. Serta merasa berdosa karena telah melakukan kesalahan.Selanjutnya, terlihat juga bahwa keempat subjek memiliki persepsi yang negatif mengenai lingkungannya (mengancam, mencampakkan, mengucilkan, diskriminasi) Masih dalam tema deskriptif tiga orang subyek (kann 1?GF) menunjukkan adanya keinginan untuk melakukan bunuh diri saat merasa putus asa.Meskipun begitu, hal ini perlu ditelaah lebih lanjut dengan wawancara lebih Lanjut sena interpretasi hasil TAT yang lebih mendalam Sedangkan berdasarkan anamnesis. lampak tiga orang subyek (W,U,N) terlihai berusaha menutupi perasaan berkenaan dengan kondisi HIV positifnya, dan hanya subyek S yang terlihat lebih terbuka dalam menunjukkan kekhawatirannya. Meskipun Begitu, keempat subjek terlihat sama-sama memiliki pandangan negatif terhadap perilakunya semasa menggunakan narkoba dan semuanya memberikan reaksi yang sama saat tahu dirinya positif HIV, yaitu kaget, merasa shock.Lebih lanjut, pemberian konseling pre dan posttest HIV/AIDS dianggap cukup beque ngaruh dalam menyiapkan subjek saat ia menerima hasil tes darah dan keberadaan dukungan (baik oleh keluarga alan yayasan) dipersepsikan sebagai suatu hal yang positif oleh seluruh subjek Hasil anamnesa dan respon TAK terlihat saling memanjang. Beberapa hal yang tidak muncul di anamnesa, ternyata muncul di TAT dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan penggunaan TAT disertai dengan anamnesa dapat memperkaya pemahaman tentang subjek. TAT juga dapat mengungkapkan hal yang tidak bersedia diungkapkan oleh subyek aian pun yang tidak dapat cli ungkapkan selama proses wawancara karena tidak disadarinya. Kemudian., indak dapat disimpulkan adanya kecenderungan patologis pada tiga orang subyek (W, SU) yang menyatakan dengan islam saat memberikan respon bahwa mereka seperti melihat diri mereka sendiri sebagai tokoh di dalam kartu akan bahkan merasa bahwa situasi dalam kartu pernah mereka alami sebelumnya, karena dalam penelitian ini terlihat bahwa hal tersebut dapat memberikan dampak yang positif. Dampak ini terutama terlihat pada subyek S yang menyatakan bahwa melalui bercerita dengan kartu, ia merasa seperti mendapatkan kesempatan untuk sharing dan lebih memahami dirinya sendiri.Selain itu, dalam memberikan respon, tiga subjek menyatakan bahwa mereka merasa lebih bebas bercerita saat diberikan karm 16 (blank card). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bellak (1993) bahwa kartu ini memungkinkan subyek untuk membeberkan imajinasinya dan bebas melakukan proyeksi. Dalam penelitian ini, masih belum terungkap dengan jelas apakah tema yang diproyeksikan melalui kartu berhubungan dengan kondisi positif HIV/AIDS yang oleh subjek ataukah lebih dipengaruhi oleh kondisinya saat ini yang berada pada pemulihan adiksinya Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam, diperkirakan penggunaan level interpretasi yang lebih baik dari tema deskriptif Serta skoring TAT secara lengkap akan lebih membantu. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek yang memiliki latar belakang berbeda (Odha wanita atau yang tertular melalui hubungan seksual, dst). Penggunaan jumlah kartu yang lebih banyak juga dianjurkan sehingga pemahaman yang didapat menjadi lebih luas. Kemudian, hasil pemeriksaan dan interpretasi TAT yang didapatkan dari subyek dapat dijadikan umpan balik untuknya, sehingga mereka dapat lebih mengenali dan memahami perasaan-perasaan serta cara pandang yang mereka mengenai diri dan lingkungannya.. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, dapat disarankan agar TAT digunakan oleh tenaga yang terlatih sebagai sarana bagi Odha untuk mengekspresikan perasaannya dengan lebih mudah. |