Terdapat kebutuhan yang mendesak unluk mengerti proses perkembanganscperti apa yang memberikan kontribusi timbulnya conduct disorder pada anak-anak. Conduci disorder sendiri adalah suatu sindrom yang dikenal pada bidangpsikialri yang tetjadi pada masa anak-anak dan remaja, serta memilikikarakteristik adanya suatu bentuk perilaku yang tidak mengikuti aturan-aturan danperilaku antisosial dalam jangka waklu tertentu (Searight, Ronnek, & Abby,2001).Tcrdapat beberapa penjelasan leori mengenai agresifitas yang rnenjadisalah sam ciri dari anak conducz disorder. Menurut tend belajar, perilaku agresifyang tampil dipelajari anak melalui berbagai tindakan agresif yang mereka amatidari orang Iain, rnisalnya dari orang tua, saudaranya dan ternan-temansepemmainan. Selain itu, perilaku agresif ini juga dipelajari saat anak diberiperhatian karena perilaku agresif yang dia lakukan, dimana hal itu menjadicaranya mendapalkan perhatian dari orang dewasa Keadaan sehari-hari yangLidak mengunlungkan juga diyakini menimbulkan reaksi agzresif saat individumerasakan suatu kesulitan unluk rnendapatkan pemuasan kebutuhan ataumencapai tujuarmya (Schaefer & Millrnan, 1981). Baum (1989, dalam Wenar,1994) melaporkan hahwa pada populasi yang mengalami conduct disordersebanyak satu-perlima hingga satu-peniganya mengalarni masalah deprcsi.Conduct disorder sendiri dapat dipengaruhi baik oleh faktor genetikmaupun Iingkungan. Resiko rnunculnya perilaku conduci disorder ini lebih besartexjadi pada anak yang orang tuanya atau saudara kandungnya mengalamianrisociai personality disorder clan conduct disorder. Conduci disorder ini jugasering muncul pada anak dengan oraug ma yang mengalami iccterganmnganalkohol, gangguan mood, schizophrenia, ADHD dan conductdisorder (DSM-IV-TR, 2000).Dari berbagi sumber, conduct disorder pada anak sering dikaitkan karcnaadanya rnasalah-masalah yang limbul dalam keluarga, psikoparologi pada orangtua, dan kondisi yang tidak menglunungkan dalarn linglcungan (Schachar &Tannock, 1995, dalam Mash & Wolf, 1999). Hal ini lnenimbulkan keterrarikanuntuk meneliti dinamika yang terjadi dalaln keluarga dari anak yang didiagnosismemiliki masalah atau kecenderungan conduct disorder melalui gambaran polaasuh yang diterapkan orang tua.Penclitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data yangbersumber dari 5 orang anak sesuai dengan data kasus yang ada pada Klinik AnakF. Psikologi UI dari tahun 2000 - 2003.Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa semuapasangan orangtua pada anak-anak dengan masalah atau memiliki kecendenmganconduct disorder yang menjadi subjek dalam penclitian ini menerapkanpengasuhan yang tidak sama (inkonsisten), dimana antar orangtua sendiri ndakdidapatkan kesepakatan mcngenai pola asuh yang diberikan kepada anak. Polaasuh yang diterapkan kepada anak pada umumnya adalah pola HSU11 otoriter,pemmisif dan rejecfing./bzogiecling, dan tidak ditemukan orangtua yangmenggunakan pola asuh otoritatif. Pada dimensi kontrol, seluruh subjekmendapatkan hukuman sebagai benluk usaha orangtua untuk mendapatkanperilaku yang dihampkan, berupa bentakan-bentakan dan kata-kata kasar sampaidengan hukuman tisik mulai dari mengisolasi anak di ruangan, tidakmcmperbolehkan masuk rumah hingga pukulan di badan. Tunlutan-tuntutan yangdiberikan pun tidak disertai dengan pengawasan yang terus-menerus (konsisten)oleh orangtua. Ditemukan bahwa anak-anak disorder yang menjadisubjek penelilian ini kurang mendapatkan pcmenuhan aftksi dari orangtuanya.Kurangnya pemberian afeksi kepada anak-anak oleh orangtua dikarenakankcsibukan orangtua dengan pekerjaannya atau dikarenakan orangtua yangcenderung menutupi perasaannya sehingga iidak lancarnya interaksi denganmuatan cmosi antara oraugtua dan anal;Keterbatasan penelitian ini adalah penggunaan data sekunder, dimanawawancara klinis tidak dilakukan langsvmg oleh peneliti sehingga terdapatkemungkinan adanya data-data yang belum tergali. Selain itu, sampel yangdigunakan terbatas hanya 5 subjek sehingga tidak dapat di generalisasi pada semuaanak dengan masalah conduct disorder. Sehingga, untuk lebih mempemayapengetahuan masalah conduct disorder ini, penelitian selanjutnya disarankandilakukan secara kuantitatif sehingga dapat dilihat seperti apa kecenderunganpada populasi. |