Fenomena pengunaan dan penyalahgunaan zat di Indonesia telah berlangsungsejak awal tahun 70-an, yang mendorong didirikannya rumah sakit yang khususmenangani masalah Keseriusan masalah ini tampak dari semakin meningkatnyajurnlah individu yang menyalahgunakan dan rnengalami ketergantungan zat dari tahun ketahun.Penyalahgunaan dan ketergannmgan zat sendiri menimbulkan banyak masalah,baik pacla individu yang bersangkulan maupun lingkungan sosialnya. Masalah yangumumnya terjadi adalah masalah kriminalitas serta perilaku pemakaian nt yang beresikotinggi untuk terkena penyakit menular. Diagnosis yang tepat terhadap individu yangmengalami gangguan yang berhubungan dengan zat ini terkadang sulit ditegakkan karenazat yang dikonsumsi dapat menycbabkan sindrom neuropsikiatrik yang sulit dibedakandengan ganguan psikiartrik umum tanpa panyebab yang ielas.Dengan melihar tingginya faktor resiko dari penggunaan dan penyajahgunaan zatserta tidak mudahnya penentuan diagnosis yang tepat pada penyalahgunaan zat ini,perludilakukan usaha-usaha yang dapat bemianfaali, khususnya dalam institusi kesehatan.Insnitusi kesehatan inilah yang umumnya meniadi ternpat pcrtama yang dipilih okhindividu yang mengalami gangguan yang berhubungan dengan zat untuk mencaripertolongan.Dalam usahanya untuk mendapatkan pernahaman mengcnai masalah yangdialami oleh pcnyalah guna zat, para praktisi berusaha mendapatkan data melaluibeberapa cara, salah sal-unya adalah teknik wawancara (interview). Institusi kesehatan yangada saat ini mcnuntut pelayanan keschatan dengan waklu dan biaya rninirnum namunmempcroleh inforrnasi maksimum, dan ini bisa diperoleh melalui teknik Wawancaraterstruktur.Penelitian ini berupaya untuk mclakukan konstruksi panduan wawancaraterstruktur untuk individu dengan gangguan yang bethubungan dengan ant. PanduanWawancara terstuktur ini pada dasarnya merupakan alat yang bcrisi sejumlah pertanyaanatau item yang harus dircspon oleh individu yang menjadi subyck penelitian. Denganpanduan wawancara terstuktur ini, diharapkan pewawancara mendapatkan garnbaranyang komprehensif mengenai ganguan yang dialami oleh individu dalam waktu yangrelatif singkat. Pendckatan ini bersumber dari konsep bahwa ganguanpsikiatrik menampakkan diri mclalui suatu set karakeristik berupatingkah laku; penyebab yang clapat cliprediksi rcspon terhadap perlakuan terrentu; danseringkali adanya pemunculan yang sama dalam suatu keluarga (DSM-IV, 1994 dalarnOnhrner & Othmer, 1994).Melalui pcndekatan ini, individu yang mengalarni gangguan yang bcrhubungandcngan zat dimotjvasi untuk mendeskripsikan masalah yang dialami dcngan deul. Merckadiminta untuk menerjcmahkan persepsi tcrhadap keluhan, disfungsi serra tingkah lakumereka ke dalam nga: dan simtom untuk diagnosis deskriptif yang akan dilzlasilikasikanke dalam kategori cliagnostik yang telah disusun sebelumnya.. Selanjumya, individu jugadievaluasi riwayat psikoscsialnya., termasuk penyesuaian diri serta kemampuarmya dalammcnghadapi masalah.Hasil akhir dari penclitian ini adalah scbuah instrumen “Panduan wawancaraTerstrukrur untuk individu dengan gangguan yang Berhubungan dengan Zat’, senzasebuah manual instrumcn yang dibuat untuk membeuri petunjuk pengisian instrumen ini.Berdasarkan analisis hasil pemcriksaan terhadap 6 subyek di Rumah SakitKetergantungan Obat Fatmawati Jakarta, jug-a dipcroleh hasil bahwa instrunenmcerniliki derajat persctujuan antar mfer yang tinggi dalam mcncgakkan diagnosis untukgangguan yang berhubungan dengan zat.Penelitian lanjutan perlu dilakukan unluk mendapatkan hasil konstruksiinstrumen yang lebih baik, dengan mengambil jumlah subyek yang lebih banyak agar bisadilakukan teknik uji reliabilitas yang lebih baik. Rekonstruksi terhadap bagian diagnosisaksis I sub bagian penyalahgunaan zat. |