:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Anteseden, pengalaman, ekspresi, dan kontrol marah pada orang Batak dan orang Jawa

Zahrasari Lukita Dewi; Suprapti Sumarmo Markam, supervisor; Ina Saraswati, supervisor (Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Penelitian lintas budaya dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini ditujukan untuk melihat gambaran mengenai anteseden (sebab munculnya), pengalaman, ekspresi, dan kontrol marah yang khas pada orang Batak dan orang Jawa. Dengan gambaran itu, penelitian ini ingin pula melihat ada tidaknya perbedaan proses marah pada kedua budaya tersebut. Dengan teknik purposive sampling diperoleh 80 orang Batak (40 laki-laki dan 40 perempuan) dan 82 orang Jawa (42 laki-laki dan 40 perempuan) yang memenuhi seluruh karakteristik subyek penelitian. Dari seluruh subyek itu dilakukan wawancara pada 3 orang Batak dan 3 orang Jawa Kuesioner anteseden marah yang mengacu pada pembagian anteseden marah dari Snell, et al (2002) dan Goodloe, et al (1994) dibuat sendiri oleh peneliti dengan didahului tahap elisitasi pada 35 orang subyek.
Uji coba dilakukan pada 147 laki-laki dan 98 perempuan usia dewasa dan berbagai suku bangsa Dengan menggunakan teknik item-total correlation dan uji aM: cronbach diperoleh val iditas item sebesar 0,28-0,69 dan reliabilitas sebesar 0,88-0,93. Uji coba yang sama dilakukan dalam proses adaptasi alat ukur Slate~Traii Anger Expression In veniory-2 (STAXI-2) dari Spielberger untuk mengukur pengalaman, ekspresi, dan kontrol marah. Proses adaptasi STAXI-2 ini didahului dengan melakukan translation-backtranslaiion oleh 6 orang bilingual dan dilanjutkan dengan tahap uji coba yang menghasilkan validitas item sebesar 0,14-0,85 dan reliabilitas sebesar 0,42-0,88.
Analisis faktor pada kedua alat ukur menghasilkan faktor baru (sub domain) pada beberapa skala yang selurunhnya tidak menyimpang dari konstruk yang digunakan. Untuk memperkaya analisis, penelitian ini melakukan analisis berdasarkan perbedaan suku bangsa (Batak dan Jawa), jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), dan keduanya (Batak laki-laki, Batak perempuan, Jawa laki-laki, dan Jawa perempuan). Analisis deskriptif pada orang Batak laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa kemarahan obyektif merupakan kemarahan yang paling sering menimbulkan kemarahan. Setelah itu, kemarahan interpersonal, dan baru kemarahan subyektif.
Hasil wawancara menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda mengenai hal ini. State-anger pada saat dilakukan pengukuran tergolong rendah, baik perasaan marah maupun keinginan untuk mengekspresikan marah secara verbal dan fisik. Trait-anger cukup sering muncul pada orang Batak, terutama Batak laki-laki. Dalam hal ini sifat pemarah lebih sering muncul sebagai reaksi dari situasi frustrasi (Trail- anger/Reaction). Hasil wawancara cukup mendukung hasil ini. Selain itu, orang Batak lebih sering memendam rasa marah (Anger Expression-In) dibandingkan mengekspresikan rasa marahnya (Anger Expression-Out). Hal ini cukup berbeda dengan hasil wawancara Kontrol terhadap kemarahan yang dipendam Mnger Expression Conlrol-In) dan tcrhadap ekspresi marah yang diarahkan keluar diri (anger Expression Control-Out) cukup sering dilakukan., namun tidak cukup kuat untuk mengimbangi kemarahan yang cukup sering muncul. Akibatnya, orang Batak tetap terlihat ekspresif dalam mengungkapkan rasa marahnya (lndeks Ekspresi Marah).
Pada orang Jawa, gambaran anteseden marah relatif sama dengan orang Batak Gambaran anteseden marah pada orang Jawa ini cukup berbeda dengan hasil wawancara. Demikian juga dengan gambaran Slate-anger. Meskipun tergolong rendah, Jawa laki-laki tampak lebih menonjol dibandingkan Jawa perempuan. Trai!-anger jarang terlihat pada orang Jawa, terutama Jawa perempuan. Hasil wawancara menunjukkan gambaran yang berbeda dengan hasil ini. Pada saat merasa marah, orang Jawa lebih sering memendam perasaan marahnya (Anger Expression-In) dan jarang mengekspresikan keluar diri (Anger Expression-Out). Kedua hal ini lebih sering dilakukan oleh Jawa laki-laki dibandingkan Jawa perempuan. Kontrol marah pada orang Jawa sangat kuat (Anger Expression Cotrol-In dan out, khususnya Jawa perempuan. Akibatnya, orang Jawa tampak kurang ekspresif dalam menyatakan perasaan marahnya (lndeks .Ekspresi Marah). Gambaran mengenai ekspresi dan kontrol marah ini cukup didukung oleh hasil wawancara.
Analisis dengan menggunakan uji-t dan ANOVA menghasilkan adanya perbedaan yang signifikan mengenai anteseden kemarahan interpersonal, trait-anger, anger expression-in, anger expression control-out, dan anger expression-control-in pada orang Batak dan orang Jawa. Uji post hoc yang telah dilakukan dapat menggambarkan bagaimana Batak laki-laki, Batak perempuan, Jawa laki-laki dan Jawa perempuan secara signifikan saling berbeda mengenai hal-hal tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar dapat dilakukan penelitian serupa yang lebih luas dan lebih mendalam dengan mengkaji ulang alat ukur anteseden marah yang akan digunakan, metoda yang digunakan, dan juga karakteristik subyek yang akan diteliti.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Zahrasari Lukita Dewi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2004
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xv, 206 hlm. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-20-693538557 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20344866