Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban tentang hubunganantara religiusitas dengan kebermaknaan hidup pada pensiunan lanjut usia anggota PWRJL Kotarnadya Malang.Subyek penelitian di ambil dengan menggunnkan teknik ?fincidentalsampling? yang berjumlah 150 omng responden dengan pria dan wanita yang berusia 65 tahun keatas, berstatus ssbagai anggota PWRI Cabang Kodya Malang dan beragama Islam. ?Religiusitas diukur dengan instmmen berdasarkan teori Glock dan Stark yang telah diadaptasi oleh Juwarini dengan validitas p < 0,05 dan reliabilitas O,S27, ada penambahan item yang telah dikonsultasikan, sedangkan ?Kebermaknaan Hidup? diukur dengan skala makna hidup yang diadaptasikan dari PIL (Purpose in Life) yang disusun oleh Crumbaugh dan Maholick ; 'keduaalat ukur tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya.` Skala ?religiusitas? mclipuli dimensi keyakinan, dimensi pengalaman,dimensi pengetahuan, dimensi konsekuensi dan dimensi peribadatan. Skala ?kebermaknaan hidup" meliputi dimensi memiliki tujuan yang jelas, memiliki perasaan bahagia, memiliki tanggung jawab, mampu melihat alasan kebcradaan, memiliki kontrol diri dan tidak merasa cemas akan kematian.Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara ?religiusitas? dengan ?makna hidup". Kombinasi kelima dimensi religiusitas mernberitkankontribusi terhadap makna hidup sebanyak 20,7 %. Ada korelasi yang signifikan antara dimensi religiusitas dengan karakteristik ?memiliki tujuan yang jelas? darimakna hidup, yaitu, dimensi keyakinan. Ada korelasi yang signifikan antara dimensi religiusitas dengan karakteristik ?memiliki perasaan bahagia" dari makna hidup, dari kelima dimensi religiusitas hanya dimensi pengetahuanlah yang memberikan kontribusi terhadap ?memiliki perasaan bahagia?dari makna hidup.Ada korelasi yang signifikan antara dimensi religiusitas dengan karakteristik ?memiliki tanggung jawab? dari makna hidup. Dari kelima dimensi religiusitas hanya dimensi keyakinan, pengalaman dan konsekuensi yang memberikan kontribusi terhadap ?memiliki tanggungjawab? dari makna hidup sedangkan yangmemberikan kontribusi terbesar adalah dimensi pengalaman. Ada korelasi yang signifikan antara dimensi religiusitas dengan karnkteristik ?alasan keberadaan"dari makna hidup akan tetapi keseluruhan dimensi tidak memberikan kontribusi secara signifikan terhadap karakteristik ?alasan keberadaan" dari makna hidup.Ada korclasi yang signifikan antara dimensi religiusitas dengan karakteristik ?mcmiliki kontrol diri" dari makna hidup, Dari kelima dimensi religiusitas hanya tiga dimensi yang memberikan kontribusi terhadap karakteristik ?memiliki kontroldiri? dari makna hidup, yaitu dimensi keynkinan, dimensi pengalnman dan dimensi konsekuensi. Dimensi pengalaman membcrikan kontribusi terbesar. Ada korelasi yang signifikan antara dimensi religiusitas dengan karakteristik ?tidak cemas akan kematian" dari makna hidup. Dari kelima dimensi religiusitas hanyadimensi peribadatan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap karakteristik ?tidak cemas akan kematian" dari makna hidup.Sedangkan hasil wawancara kcpada tiga orang subyek, yaitu satu orangperempuan dan dua orang laki-laki menunjukkan bahwa semua subyckmenjalankan pola hidup yang sehat. dan meningkatkan intensitas kegiatan-kegiatan kerohanian. Semua subyck juga memiliki cita-cita dan tujuan yang jelas dan dengan tercapainya tujuan tersebut menimbulkan perasaan tenang dan bahagiayang disertai dengan rasa tanggung jawab dan kontrol diri yang baik. Selain itusemua subyek adalah orang-omng yang pasrah dan ikhlas dalam menerimakehendak Allah tidak terkecuali kematian sehingga tidak ada perasaan cemas sedikitpun. Keyakinan mereka kepada Allah sangat tinggi, hal ini mempengaruhi mereka dalam menjalani dan menerima kehidupan, mereka merasa puas dan memiliki makna hidup. 'Disarankan kepada lembaga-lembaga baik biro-biro/LSM maupundepartemen-departemen yang memperhatikan lanjut usia hendaknya. mengadakan suatu program untuk memperdalam pemahaman dan pengalaman keagamaan sehingga dapat membantu para lanjut usia dalam menjalani sisa hidupnya dengan tenang dan pasrah. Selain itu hendaknya para lanjut usia meningkatkan keyakinan,pengamalan, pengetahuan, konsekuensi, dan peribadatan agar dapat mencapai makna hidup yang hakiki.Temuan lain pada penelitian ini yaitu adanya perbedaan taraf pendidikan responden SLTP dengan PT pada kebermaknaan hidup. Tingkat golongan usiapensiun terakhir pada lanjut usia berkorelasi secara signifikan terhadap variabel kebermaknaan hidup. Perbedaan jenis kelamin, bekerja kembali atau tidak setelah pensiun, dan status tempat tinggal tidak berkorelasi secara signifikan baikterhadap variabel religiusitas maupun variabel kebermaknaan hidup.Dalam penelitian berikutnya hendaknya peneliti lebih memfokuskan padapenelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta menyertakanvariabel-variabel psikologis seperti kepribadian, tingkat status sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan' sebagainya. Selain itu peneliti dapat memperbanyak sampel, memperbanyak item dalam instrumen penelitian yang akan digunakan. |