Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Jakarta antara lain Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat yang merupakan zona merah. Untuk melakukan pengendalian vektor DBD, perlu diketahui penyebaran dan kepadatan vektor dalam suatu wilayah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan House Index, yang merupakan ukuran penyebaran vektor pada wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat dalam upaya persiapan pengendalian vektor penyakit DBD. Survei larva vektor DBD pada tanggal 28 maret 2010 di Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat yang merupakan zona merah kasus DBD. Pengambilan data dilakukan pada 100 rumah dengan metode single larvae, yaitu mengambil satu larva di tiap container lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Setelah itu, diidentifikasi rumah yang positif larva dan rumah yang negatif larva di kedua kelurahan tersebut. Dari data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji chi square untuk mengetahui perbedaan penyebaran larva pada kedua wilayah. Dari 100 rumah yang diteliti pada masing-masing kelurahan, didapatkan house index di Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 38 % dan di Kelurahan Cempaka Putih Barat 17 %. Tingkat penyebaran larva di kedua wilayah ini tergolong tinggi karena nilai house index > 10 %. Dari analisis menggunakan metode chi-square ditemukan perbedaan house index yang bermakna antara Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat, dengan nilai p sebesar 0,003. Kesimpulannya, penyebaran larva Aedes aegypti di Kelurahan Cempaka Putih Timur lebih luas daripada Kelurahan Cempaka Putih Barat Dengue Hemoragic Fever (DHF) is a disease that cause public healt problem in Jakarta including Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts that have become red zone. To control DHF vector, it’s necessary to determine the distribution and density of the vector in the regions. The aim of this research is to determine the comparation of house index which’s a parameter of vector distribution in Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat for preparation of DHF vector control. DHF larvae survey was conducted at 28 March 2010 in Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts that have been a red zone. The data was collected from 100 houses using single larvae method, ie. collect one larvae from each container found, then identify the larvae by microscope. After that, identification is done for both districts to determine which houses the larvae-positive are and which houses the larvae-negative are. Chi square’s test is used to analyze the data that’s collected from both districts. From 100 house surveyed in each district, the house index was 38% for Cempaka Putih Timur, and 17% for Cempaka Putih Barat. The distributions of larvae in the districts are considered high because the house index > 10%. Based on chi square’s analysis, it’s found that there’s significant difference in house index between Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts, with p count was 0,003. In conclusion, the distribution of Aedes aegypti larvae in Cempaka Putih Timur district was higher than those in Cempaka Putih Barat district. |