Perbedaan Pada Emosi Malu dan Emosi Bersalah Antara Generasi Tua dan Generasi Muda Ditinjau dari Situasi Pemicunya = Difference of Shame and Guilt Between Old and Young Generation Based on Eliciting Situations
Vidya Syaka Diara;
Lucia Retno Mursitolaksmi, supervisor; Eva Septiana, examiner; Mita Aswanti, examiner
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013)
|
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang menganut budaya kolektivis. Pada masyarakat bersifat kolektif, budaya malu lebih dikembangkan. Seiring dengan terjadinya globalisasi, terlihat pudarnya budaya malu pada perilaku yang ditampilkan oleh masyarakat, dan juga munculnya budaya baru yang diserap dari budaya barat, yaitu budaya bersalah. Peneliti ingin melihat apakah terdapat perbedaan pada emosi malu dan emosi bersalah yang ditinjau dari situasi pemicunya, pada generasi tua, yang pada masa mudanya belum banyak terpapar oleh budaya barat, dengan generasi muda sekarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 63 responden generasi tua dan 61 responden genrasi muda melalui teknik non-probability sampling. Alat ukur yang digunakan diadaptasi dari TOSCA-3 untuk mengukur emosi malu dan emosi bersalah ketika menghadapi situasi tertentu. Dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada emosi malu dan emosi bersalah antara generasi tua dan generasi muda ditinjau dari situasi yang berkaitan dengan diri, keluarga dan pekerjaan, namun perbedaan pada emosi malu antara generasi tua dan generasi muda ditinjau dari situasi yang berkaitan dengan pekerjaan tidak signifikan. The Indonesian society is a society that embraces collective culture. Shame culture is more developed in collective culture. With the occurrence of globalization, a fading of shame culture in behavior of the society can be seen as well as the emergence of a new culture adapted from the west, known as guilt culture. The aim of this study is to see if there is a significant difference of shame and guilt between the old generation, who have not been exposed too much by western culture, and the young generation based on eliciting situations. This study uses quantitative method and involves 63 respondents from the old generation and 61 respondents from the young generation. The respondents were chosen using the non-probability sampling technique. The scale used to measure shame and guilt when facing certain situations was adapted from TOSCA-3. The results of this study show that there is a significant difference of shame and guilt between the old and young generations based on situations related to the self, family and friendship but there is not a significant difference of shame between the old and young generations based on situations related to work. |
S47035-Perbedaan pada.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S47035 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated |
Tipe Carrier : | volume |
Deskripsi Fisik : | xii, 54 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S47035 | 14-23-18425420 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20347527 |