Pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu terdapat fenomena yang menarik, yakni pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahja yang terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017. Kemenangan gubernur terpilih ini menjadi hal yang diluar perkiraan publik sebelumnya. Penelitian yang bersifat kualitatif dengan analisis isi dan deskriptif keruangan ini membahas kemenangan gubernur terpilih dengan mengungkap karakteristik ruang yang membentuk dan menggambarkan kemenangan gubernur terpilih di kecamatan yang merupakan salah satu daerah yan menjadi tolak ukur kekuatan politik dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, yakni Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ruang kemenangan gubernur terpilih, berada pada lokasi bercirikan perumahan teratur yang didominasi pemilih berorientasi pada faktor etnis dan ketokohan, dimana para pemilih ini sebagian besar beretnis Jawa, kelompok usia diatas 40 tahun, tingkat pendidikan yang tergolong dasar dan menengah, dengan sebagian besar pekerjaannya adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga. Sehingga nilai ruang kemenangan gubernur terpilih yang tergolong klasifikasi tinggi berada di sebagian besar RW di Kelurahan Pasar Minggu, Cilandak Timur, dan Ragunan. Sedangkan nilai ruang kemenangan yang tergolong klasifikasi rendah berada di sebagian besar RW di Kelurahan Jati Padang, Pejaten Barat, dan Kebagusan. On the Jakarta governor election in 2012, there was an interesting phenomenon, that is the pair Joko Widodo and Basuki Tjahja elected as Governor and Deputy Governor of DKI Jakarta for the 2012-2017 period. This victory was elected governor a thing beyond previous public estimates. The research which is qualitative with content analysis and spatial descriptive discusses victory of elected governor by revealing the characteristics that make up a victory and describe the space value of a victory in the district governor-elect who is one area as a benchmark of political power in the elections of Governor of Jakarta, that is Pasar Minggu Subdistrict, South Jakarta. The results showed that the space characteristics of the governor-elect’s victory is at a location which is predominantly characterized by irregular housing oriented voters ethnic factors and persona, in which voters are mostly ethnic Javanese, above 40 years age group, education level are classified as primary and secondary, with most great work is self-employed and housewives. So the space value of winning a governorelect who belong to high classification are largely RW in Pasar Minggu, East Cilandak, and Ragunan. While the space value of a win is a relatively low classification in most of the RW in Jati Padang, West Pejaten, and Kebagusan. |