Pelayanan publik salah satunya adalah bidang kesehatan yang dilaksanakan pada tingkat pelayanan primer di Puskesmas. Dokter merupakan salah satu jenis ketenagaan di Puskesmas yang sehari-hari secara langsung berinteraksi dengan pasien dan masyarakat sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Berbagai tekanan dalam pekerjaan tentunya dirasakan oleh seorang dokter dalam menjalankan perannya. Stres kerja dapat berasal dari berbagai sumber dan mempengaruhi orang-orang dengan cara yang berbeda. Berbagai sumber stres kerja diantaranya kebingungan peran, konflik peran, ketersediaan waktu yang berkaitan dengan jam kerja, kelebihan beban kerja, tanggung jawab, pengembangan karir, serta ketidakamanan kerja. Pada akhirnya stres kerja yang dihadapi oleh dokter akan mempengaruhi kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja dokter yang dilihat dari aspek peran, karir, fasilitas, dan bahaya pekerjaan terhadap pelayanan kesehatan dan hubungannya dengan kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas di Kota Cirebon serta faktor-faktor yang menjadi prioritas yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kinerja tenaga medis di Puskesmas Kota Cirebon. Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang atau cross sectional. Responden pada penelitian ini terdiri seluruh dokter yang berjumlah 36 orang yang telah bekerja di Puskesmas Kota Cirebon sebelum 1 Januari 2012 sampai saat penelitian dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor stres kerja untuk aspek peran 2,50, aspek karir 2,83, aspek fasilitas 3,09, dan aspek bahaya pekerjaan 3,07. Stres kerja aspek peran termasuk kategori rendah sedangkan aspek karir, fasilitas, dan bahaya pekerjaan termasuk kategori sedang. Uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna pada aspek peran terhadap absensi dokter dan jumlah pasien, aspek karir terhadap absensi dokter, serta aspek fasilitas terhadap absensi dokter dan jumlah pasien. Uji multivariat terhadap absensi dokter maupun jumlah pasien menunjukkan R2 kurang dari 10%. Ini berarti lebih dari 90% variasi variabel terikat disebabkan oleh faktor lain diluar variabel bebas dalam model. One of which is a public service of health conducted in primary care at the health center level. Doctor is one of the workforce in the day-to-day health center directly interact with patient and the community as a health care provider. The pressure of work must be felt by a physician in carryng out its role. Work stress can come from a variety of sources and affects people in different ways. Various sources of job stress include role ambiguity, role conflict, time availability, role overload-quantitative, career development, responsibility, resources adequacy, and occupational hazards. At the end of work stress faced by clinicians will affect its performance. This study aims to descibe the physician job stress as seen from the aspect of the role, career, facilities, and occupational hazard to health care and its ralationship to the performance of health services at the health center in the Kota Cirebon and the factors that need to be considered a priority to improve the energy performance medical health center in Kota Cirebon. The design of this study is the quantitative study with a cross sectional study design. Respondents in this study comprises all the 36 doctors who had been working in the health center Kota Cirebon before Januari 1, 2012 until the time of the study. The results show the average score of job stress for aspects of the role 2,50, aspects of career 2,83, aspects of facilities 3,09 and aspects of occupational hazard 3,07. Job stress of aspects of the role is low while the aspects career, facilities, and occupational hazards are moderate categorized. Bivariate test shows there is a significant relationship on aspects of the role of a doctor absenteeism and the number of patients, a career aspects of a doctor absenteeism, as well as aspects of the facility and the number of patient a doctor absenteeism. Multivariate test agains absentee doctors and the number of patient showing R2 less than 10%. This means more than 90% variation in the dependent variable due to factors other than the independent variable in the model. |