Ketiadaan atau kekurangan pasokan gas untuk pembangkit tenaga listrik berdampak pada tingginya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kesulitan pembangkit dalam memenuhi kebutuhan gas dikarenakan sebagian besar produksi gas dalam negeri sudah terikat kontrak jangka panjang dengan pihak asing. Tetapi persoalan ini sebenarnya dapat diatasi dengan pemanfaatan unconventional gas yang total potensinya melebihi total potensi conventional gas. Salah satu unconventional gas dimaksud adalah Coal Bed Methane (CBM) yang keberadaannya terasosiasi dengan batubara. Potensi CBM Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 453 TCF [4], melebihi potensi conventional gas yang potensinya sekitar 335 TSCF. [16] Pengembangan CBM telah ditargetkan dalam road map pengembangan CBM di Indonesia yang disusun oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dimana pada tahun 2025 produksi CBM ditargetkan mencapai sekitar 1.500 MMSCFD. Hal tersebut memberikan angin segar bagi pemenuhan kebutuhan gas untuk pembangkit tenaga listrik, walaupun dengan produksi sekitar 1.500 MMSCFD tersebut diperkirakan masih terdapat kekurangan sekitar 27 MMSCFD. Dalam pembangunan tambang CBM terdapat berbagai kendala dan risiko yang akan dihadapi oleh pengembang CBM. Dalam penelitian ini telah diidentifikasi 21 risiko yang kemudian dilakukan assessment terhadap masing-masing risiko tersebut, sehingga dengan strategi tertentu level risiko-risiko tersebut dapat diturunkan. The absence or shortage of gas supply for power generation contributes to the high consumption of oil. Difficulty plants to meet gas demand because most of the gas production in the country is tied to long-term contracts with foreign parties. But these problems can actually be overcome by utilization of unconventional gas which is total potential exceeds the total potential of conventional gas. One of it is Coal Bed Methane (CBM) whose existence is associated with coal. Potential CBM Indonesia is estimated at about 453 TCF [4], exceeds the potential of conventional gas potential around 335 TSCF.[16] CBM development has been targeted in the road map of CBM development in Indonesia which has been prepared by the Directorate General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, which in 2025 CBM production is targeted to reach about 1,500 MMSCFD. It provides the opportunity to meet the needs of gas for power generation, although with about 1,500 MMSCFD production is estimated there are still about 27 MMSCFD shortcomings. In the development of CBM mine there are many obstacles and risks that would be faced by the CBM developers. In this study has been identified 21 risks which are then carried out an assessment of each risks, so with specific strategies such risks level can be reduced. |