ABSTRAK Tingkat penggunaan kondom pada kelompok Waria sebesar 39% padatahun 2007 terjadi sedikit peningkatan sebesar 36% tahun 2011 (Kemenkes2011), tetapi masih dibawah target (60%) (KPAN, 2010). Penggunaan kondompada seks komersial dipengaruhi oleh kemampuan penjaja seks untukmenawarkan pemakaian kondom ketika berhubungan seks kepada pelanggannya.Dari penjaja seks yang tidak pernah menawarkan penggunaan kondom kepadapelanggannya ternyata pemakaian kondom pada seks komersial terakhir cukuprendah, hanya sekitar 10–20%. Determinan yang diduga berhubungan denganperilaku Waria dalam menawarkan penggunaan kondom kepada pasangan seksantara lain : umur, tingkat pendidikan, pengetahuan pencegahan HIV/AIDS,riwayat IMS, kemudahan memperoleh kondom, lama melakukan seks komersil,kontak dengan petugas, konsumsi alkohol/napza sebelum berhubungan seks.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan perilaku Waria dalammenawarkan penggunaan kondom kepada pasangan seks. Penelitian inimenggunakan data STBP tahun 2011 yang dilakukan di 5 kota besar di Indonesia,dengan desain studi Cross Sectional. Jumlah data yang dapat dianalisis sebanyak684.Hasil menunjukan bahwa proporsi Waria yang menawarkan penggunaankondom kepada pasangan seks sebesar 81,3%. Determinan yang berhubungansignifikan adalah kontak dengan petugas (p=0,000), OR = 3,847 (95% CI= 2,507–5,902) dan kemudahan memperoleh kondom (p=0,000), OR = 3,010 (95% CI=1,934–4,685). Umur, tingkat pendidikan, pengetahuan pencegahan HIV/AIDS,riwayat IMS, lama melakukan seks komersil dan konsumsi alkohol/Napzasebelum melakukan hubungan seks tidak berhubungan.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikanadalah peningkatan frekuensi kontak petugas dengan Waria baik petugas daripemerintah maupun dari LSM yang peduli terhadap masalah HIV/AIDS denganWaria untuk membahas risiko tertular HIV dan cara pencegahannya terutamatentang pentingnya menggunakan kondom dalam hubungan seks berisiko danmenjamin agar kondom selalu tersedia dan terjangkau dalam jumlah cukupterutama di dalam tempat kerja Waria. ABSTRACT Levels of condom usage on MTF transgender group was found 39% at2007, there was a increase of 36% in 2011 (Ministry of Health, 2011), still belowthe target (60%) (KPA, 2010). Condom usage in commercial sex is influenced bythe ability to negotiation sex workers condom usage to sex patner. At sex workerswho do not ever negotiation to sex patner of condom usage turns was foundcondom usage at last sex is quite low, only about 10-20%. Determinants related toMTF transgender behavior in condom usage negotiation to sex partner amongothers: age, level of education, knowledge of HIV/AIDS, STI history, ease ofobtaining condoms, old of commercial sex, contact with the officer, theconsumption of alcohol/drugs before sex.The purpose of this study to knowing determinants of MTF transgenderbehavior in condom usage negotiation to sex partner. This study uses productedIBBS conducted in 2011 in 5 major cities in Indonesia, with a cross-sectionalstudy design. The amount of data that can be analyzed as many as 684.Results showed that the proportion of MTF transgender behavior incondom usage negotiation to sex partner was 81.3%. Determinants significantlyrelated are contact with the officer (p = 0.000), OR = 3.847 (95% CI = 2.507 to5.902) and the ease of obtaining condoms (p = 0.000), OR = 3.010 (95% CI =1.934 to 4.685). Age, level of education, knowledge of HIV / AIDS, STI history,the old of commercial sex and alcohol / drugs before sex are not related.Based on these results, the suggestions can be given are to increase thefrequency of contact of the officers with MTF transgender both officers of thegovernment and NGOs concerned with the problem of HIV/AIDS with MTFtransgender to discuss the risk constracting HIV and how to prevent it, especiallyabout the importance of condom usage in unsafe sexual behavior; and affordablein sufficient quantities, especially in the workplace MTF transgender. |