:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Regional Trade Agreement (RTA) dalam kerangka liberalisasi World Trade Organization (WTO): studi tentang liberalisasi perdagangan produk elektronik antara Indonesia-China setelah pembentukan dan pelaksanaan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) = Regional Trade Agreement (RTA) in the framework of liberalization of the World Trade Organization (WTO) : study on electronic products trade liberalization between Indonesia and China after the establishment and implementation of the ACFTA / Erwana Firdaous

Erwana Firdaous; Hikmahanto Juwana, supervisor (Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

ABSTRAK
Perdagangan regional (RTA) menjadi fenomena umum yang menyebar luas
ke seluruh dunia. Gelombang besar inisiatif perdagangan regional terus berlajut
sejak awal tahun 1990-an. Banyak negara memilih membuat komitmen di tingkat
regional karena lebih mudah dilakukan daripada komitmen bidang yang sama di
tingkat multilateral. RTA merupakan bagian dari sistem perdagangan global
(multilateral trading sistem), namun dalam kenyataanya persyaratan Pasal XXIV
GATT 1994 sering kali diabaikan. Beberapa kelompok regional memiliki
persetujuan perdagangan barang, persetujuan perdagangan jasa, persetujuan
investasi, dan kerjasama ekonomi, diantaranya adalah ACFTA. Liberalisasi
ACFTA akan meningkatkan kinerja perdagangan antara negara anggota, namun
karena China jauh lebih siap dengan daya saing lebih tinggi, menyebabkan
pertumbuhan kinerja ekspor China akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
negara ASEAN. Kementerian Perindustrian pada tahun 2010 mengungkapkan
bahwa liberalisasi ACFTA berdampak buruk terhadap kinerja beberapa industri
nasional. Sektor elektronik merupakan salah satu sektor yang mengalami defisit
neraca perdagangan paling buruk semenjak liberalisasi ACFTA.
Penelitian ini mempergunakan kajian hukum normatif untuk memahami
penerapan norma-norma hukum pengaturan RTA dalam kerangka WTO,
sedangkan dalam kegiatan menggali dan mengkualifikasi fakta-fakta sebagai
dipergunakan kajian empiris. Hasil penelitian ini adalah bahwa Pasal XXIV
GATT 1994 memperbolehkan anggota WTO untuk perdagangan bebas dengan
lebih cepat diantara anggota-anggota tertentu yang membentuk suatu kelompok.
ACFTA bukan merupakan sistem terpisah, namun merupakan bagian dari sistem
perdagangan global WTO, keduanya mengejar tujuan yang sama yaitu liberalisasi
perdagangan secara substansial yang tunduk pada ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian-perjanjian WTO. Ketidakberhasilan Indonesia memanfaatkan
liberalisasi ACFTA untuk meningkatkan kinerja perdagangan, khususnya sektor
elektronik, mengakibatkan China akan memperoleh manfaat lebih besar dari
liberalisasi ACFTA sebagai akibat daya saing industri mereka yang lebih tinggi.
Dengan demikian, industri elektonik di Indonesia harus melakukan serangkaian
perbaikan berupa investasi tenaga kerja, fisik dan teknologi untuk meningkatkan
daya saing mereka dalam menghadapi produk dari China.

ABSTRACT
Regional Trade Agreement (RTA) to be a common phenomenon that
widespread throughout the world. A surge of regional trade initiatives has
continued since the early 1990s. Many countries have chosen to make a
commitment at the regional level because it is easier to do than the same field
commitments at the multilateral level. RTA is part of the multilateral trading
system, but in fact the requirements of Article XXIV of GATT 1994 is often
times overlooked. Some regional groups have consent of trade in goods, trade in
services agreements, investment agreements, and economic cooperation,
including the ACFTA. ACFTA liberalization will improve the performance of
trade between member states, but because China is much better prepared with
higher competitiveness, led to the growth of China's export performance will be
much higher than the ASEAN countries. Ministry of Industry in 2010 revealed
that the liberalization ACFTA adversely affect the performance of some of the
national industry. The electronics sector is one sector that suffered the worst trade
deficit since the liberalization of the ACFTA.
The study used a normative legal studies to understand the application of
legal norms within the framework of the WTO RTA arrangements, whereas in
digging activities and qualify the facts as used empirical study. The result of this
is that Article XXIV of GATT 1994 allows WTO members to trade freely with
faster among certain members that form a group. ACFTA is not a separate
system, but is part of the multilateral trading system the WTO, both pursuing the
same goal of trade liberalization substantially subject to the provisions of the
WTO agreements. The failure to take advantage of the liberalization of Indonesia
in ACFTA to improve trading performance, particularly the electronics sector,
China will result in a greater benefit from the liberalization of the ACFTA as a
result of their industrial competitiveness higher. Thus, the electronic industry in
Indonesia must make a series of improvements in the form of investment of
manpower, physical and technology to improve their competitiveness in the face
of the product from China.

 File Digital: 1

Shelf
 T35462-Erwana Firdaous.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T35462
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Universitas Indonesia, 2013
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : ix, 84 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T35462 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20349070