ABSTRAK Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting, terutama bagi pertanian. Salah satu subsektor yang tumbuh secara cepat dalam sektor pertanian adalah subsektor perkebunan, terutama di Sumatera. Peningkatan output subsektor perkebunan ini mendorong adanya ekspansi perkebunan besar dalam hal luasan lahan. Berbagai macam izin usaha perkebunan baik perkebunan yang berada di luar kawasan hutan, maupun perkebunan yang berasal dari kawasan hutan dengan mudah diberikan dalam rangka peningkatan output tersebut. Akibatnya izin usaha perkebunan baru dengan luasan lahan skala besar semakin mengurangi porsi penguasaan dan penggunaan lahan masyarakat terutama petani, termasuk petani di perkebunan rakyat. Ketimpangan struktur pemilikan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan tersebut sangat mencederai rasa keadilan masyarakat terutama petani.Di lain pihak, banyak lahan perkebunan skala besar tersebut yang diterlantarkan. Lahan-lahan terlantar tersebut bukan hanya berada pada lahan kritis, tetapi banyak pula yang merupakan lahan subur dan produktif, sementara banyak petani penggarap atau petani gurem yang tidak memiliki aset dan akses atas tanah. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mencari penyebab dari penelantaran lahan oleh pemilik lahan perkebunan skala besar di Sumatera. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kontribusi output subsektor perkebunan, peningkatan produktivitas subsektor perkebunan mendorong adanya perluasan lahan perkebunan yang baru dan berakibat pada penelantaran lahan perkebunan. Selain itu lahan-lahan perkebunan yang berasal dari pelepasan kawasan hutan juga menunjukkan kecenderungan untuk menjadi terlantar. ABSTRACT Land is one of the important factors of production, especially for agriculture. One of the rapidly growing sub-sectors in the agriculture sector is the plantation subsector, especially in Sumatra. Increase in output of this plantation subsector encourage large plantation expansion, in terms of land area. Permit in a wide range of plantation estates outside the forest areas, or plantations from forest areas easily be given in order to increase the output. As a result, new plantation business license with the large-scale of land area, further reducing the portion of the public land use, especially farmers, including smallholder farmers. Inequality of ownership structure, control, use and utilization of the land is wounded sense of justice, especially farmers. On the other hand, many of the large-scale plantations were abandoned. The abandoned land is not only located on marginal lands, but many of them are fertile and productive land while many tenant farmers or small farmers do not have assets and access to land. Therefore, this study aimed to find the cause of the land abandonment by the owner of a large-scale plantations in Sumatra. Results of this study showed that the increase in the plantation subsector output contribution, increase in productivity plantations subsector, encourage the expansion of new plantations and resulted in the abandonment of plantations. Besides, plantation land from forested areas also tended to be neglected. |