Kegagalan pencapaian identitas diri perempuan sebagai akibat dari keretakan diri dalam drama Overtones karya Alice Gerstenberg = Women's split selves as a failure of self identity achievement in Overtones a one act drama by Alice Gerstenberg / Maya Sekartaji
Maya Sekartaji;
Mina Elfira, promotor; Susilastuti Sunarya, co-promotor; Mantik, Maria Josephine, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013)
|
ABSTRAK Tesis ini menganalisis karya sastra drama yang berjudul OvertonesA karya AliceGerstenberg (1916) dengan menggunakan teori Feminis Psikoanalisa. Melaluidrama Overtones, Alice Gerstenberg menyoroti isu beban domestik perempuanpada awal abad 20 yang berat sehingga berdampak bagi kondisi psikis mereka;perempuan dikondisikan untuk tidak memiliki hak atas diri dan suaranya sendirisehingga mereka rentan terhadap keretakan diri. Hal tersebut diungkap melaluidua tokoh perempuan Harriet dan Margaret sebagai cultured woman; sebuah hasilkonstruksi diri patriarki yang harus tampil dengan sikap tidak murni sedangkansuara dan keinginan mereka yang murni, yang disebut sebagai primitive self, tidakdiizinkan untuk tampil ke permukaan. Melalui Feminis Psikoanalisa milik NancyChodorow terungkap bahwa masalah psikis perempuan yang berpotensimeretakkan diri perempuan telah dimulai sejak perempuan sejak masih kanak–kanak, bukan karena penis–envy melainkan dikarenakan adanya dominasipatriarki yang konstruktif terhadap diri perempuan. Hal ini menyebabkanperempuan tidak dapat mencapai identitas diri mereka sendiri dan malahmenghasilkan diri perempuan yang manipulatif serta obsesif . ABSTRACT This thesis analyzes a one – act drama entitled Overtones by Alice Gerstenberg(1916) using Feminist Psychoanalysis theory. Overtones by Alice Gerstenberghighlight the issue of women's domestic burden in the early 20th century thatmade women were vulnerable to the mental health issue. In this matter, womenwere conditioned not to have the right for their own voice even for their ownselves. This situation lead them to the splitting self and it was revealed by twofemale characters Harriet and Margaret as cultured woman – a self constractedby patriarchy – should appear without pure desire. Unlike the pure desire, whichis referred to primitive self, was not allowed to come out to the surface. NancyChodorow sees this problem through her theory, Feminist Psychoanalysis. Shediscovered that women psychic is vulnerable to such problem as it started sincethe younghood, not the penis – envy; women had experienced a sever constructiveself under the patriarchy domination. This problem stands as a major pointtoward the failure on women self identity achievement. |
T35869-Maya Sekartaji.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T35869 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xii, 115 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T35869 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20350035 |