ABSTRAK Penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan negara terpenting saat ini. Salah satusumber penerimaan pajak terbesar adalah dari sektor Pajak Pertambahan Nilai(PPN)dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). Buoyansi dan elastisitaspajak adalah ukuran umum yang digunakan untuk mengestimasi produktivitaspenerimaan pajak. Konsep buoyansi digunakan untuk mengetahui tingkat responsivitasotomatis (built-in) penerimaan pajak terhadap basis pajaknya. Sedangkan konsepelastisitas berguna untuk mengetahui rsponsivitas penerimaan pajak, baik terhadap basispajaknya maupun terhadap perubahan kebijakan. Untuk mengetahui apakah perubahankebijakan tersebut secara signifikan mempengaruhi penerimaan pajak, harus dipisahkanantara elastisitas dan buoyansi. Salah satu cara untuk memisahkan elastisitas denganbuoyansi adalah metode Indeks Divisia.Reformasi perpajakan dimulai pada tahun 1983, termasuk di dalamnya reformasi PPNdan PPnBM. Sampai dengan tahun 2012, Undang-Undang PPN telah mengalamiamandemen sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada tahun 1994, tahun 2000, dan tahun 2009.Dengan menggunakan Indeks Divisia selama tahun 1984 sampai dengan 2012, koefisienbuoyansi sebesar 0,99 dan koefisien elastisitas sebesar 0,82. Hal tersebut menunjukkanbahwa penerimaan PPN/PPnBM relatif uniter buoyant, akan tetapi kurang elasticterhadap basis pajaknya. Sedangkan dengan menggunakan basis PDB sektoral tahun2005 sampai dengan 2012, penerimaan PPN juga inelastis terhadap perkembangan basispajaknya dengan koefisien 0,632 dan relatif buoyant terhadap PDB keseluruhan dengankoefisien 1,076. Penerimaan pajak yang inelastis akan memaksa pemerintah untuk terusmelakukan perubahan-perubahan kebijakan, baik dalam basis pajak maupun tarifpajaknya atau keduanya, agar mampu menyeimbangkan dengan peningkatan belanjapublik. Akibatnya, perubahan-perubahan kebijakan pajak yang terus menerus akanberdampak buruk pula pada investasi jangka panjang karena ketidakpastian dalamkebijakan pajaknya. Apalagi menggunakan elastisitas titik menunjukkan bahwa sektoryang buoyancy fluktuatif ditunjukkan oleh sektor industri pengolahan danpertambangan yang merupakan sektor-sektor kunci penerimaan PPN, dan sektor yangrelatif stabil dan buoyant adalah sektor perdagangan. Oleh karena itu, pemerintah perlumengkaji kembali kebijakan-kebijakan PPN baik mengenai basis maupun struktur PPN,khususnya untuk sektor industri pengolahan dan pertambangan. ABSTRACT Tax revenue is the most important source of state revenue nowadays. One of the largestsources of tax revenue is Value Added Tax (VAT) and Sales Tax on Luxury Goods. Taxbuoyancy and elasticity is a common measure used to estimate tax revenue productivity.Concept of elasticity is used to determine the level of responsiveness of automatic (builtin)of tax revenue to the tax base. While the concept of buoyancy is useful to knowresponsiveness of tax revenue, both to the tax base as well as to changes in policy. Todetermine whether the policy changes significantly affect tax revenues, it should beseparated between elasticity and buoyancy. One way to separate the elasticity withbuoyancy is Divisia index method.Tax reform initiated in 1983, including the reform of VAT and Sales Tax on LuxuryGoods. Until 2012, the VAT Act has been amended as many as three (3) times, namelyin 1994, 2000, and 2009.By using the Divisia index during 1984 to 2012, amounting to 0.99 and buoyancycoefficient of elasticity coefficient of 0.82. It shows that the PPN / PPnBM (VAT andSales Tax on Luxury Goods) relatively unitary buoyant, but less elastic to the tax base.While using the basis of sectoral GDP from 2005 to 2012, VAT revenues also inelasticwith respect to the development of the tax base with a coefficient of 0.632 and a buoyantrelative to GDP overall with a coefficient of 1.076. Inelastic tax system forcesgovernments to continuously make discretionary changes, either in the tax bases or inthe tax rates or both, in order to be able to keep up with increasing public expenditures.Furthermore, a tax system that is subject to constant adjustments by policy-makersgenerates greater uncertainties and has adverse effects on long-term investments, as theprivate sector delays its investment decisions, due to uncertainties in the tax system.Moreover using the point elasticity indicates that manufacturing and mining sectors arefluctuating as the VAT key sector, and the trade sector is relatively stable and buoyant.Therefore, the government needs to review the policies of both the base and the VATstructure, in particular for the manufacturing and the mining sector. |