ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai konflik kekerasan kolektifdan anarkisme sosial dengan menganalisis kasus penyerangan Polres OganKomering Ulu (OKU) Baturaja Sumatera Selatan oleh sekelompok oknumanggota TNI-AD dari Batalyon Arteleri Medan (Yon Armed) 15/76 TarikMartapura, yang terjadi pada awal tahun 2013 tepatnya 7 Maret 2013 lalu. Secarakualitatif penelitian ini akan menggambarkan konflik kekerasan kolektif yangterjadi dan anarkisme sosial, yang ada dalam masyarakat dengan mengambilkasus penyerangan Polres OKU Baturaja Sumatera Selatan, oleh sekelompokoknum anggota TNI-AD dari Bataliyon Armed 15/76 Tarik Martapura. Konflikyang saling berhadapan satu dengan lainnya yang berdampak dengan kehancuranitu, disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: (1) komunikasi yang tidak efektifdiantara kedua lembaga negara tersebut, (2) faktor psikologis, adanya jiwa massa,emosi dan kekerasan kolektif yang dilakukan massa; (3) adanya arogansi oknumanggota Polri, sikap arogan oknum anggota Yon Armed 15/76 Tarik Martapurayang tidak menerima penjelasan dari Danyon Armed mengenai penyelesaiankasus penembakan terhadap Pratu Heru Oktavianus oleh oknum anggota PolresOKU Baturaja, dan stereotip yang menganggap kelompok satu lain lebih baikdari kelompok yang lain, yakni anggapan bahwa lepas dari ABRI, Polisi lebihenak dari TNI, (4) dan faktor pengaruh media massa dalam memberitakan konflikyang terjadi terhadap masyarakat. ABSTRACT This research is aimed collective violence conflicts and social anarchism by toanalyse exploring cases on attacks at Ogan Komering Ulu (OKU) Baturaja,Sumatera Selatan by a group of Indonesian Army Ground Forces (TNI AD) fromBattalion Arteleri Medan (Yon Armed) 15/76 Tarik Martapura which happenedearlier this year, on March 7th 2013. Qualitatively, this research will examinethe conflicts of collective violences that happened and social anarchism that isembodied within the Indonesian society. This will be done by using a case onPolres OKU Baturaja Sumatera Selatan attack by a group of the Indonesian ArmyGround Forces (TNI AD) from Battalion Armed 15/76 Tarik Martapura. Conflicts that come towards each other, resulting in disintegration, are caused by several factors. First of all, the ineffective communication strategies between the two stateagencies. Second of all, the psychological factor of the mass, such as emotion andcollective violence. Next, polices arrogance, especially which comes from themember of Yon Armed 15/76 Tarik Martapura who rejected an explanation fromDanyon Armed. The explanation focuses on the solution of Pratu HeruOktavianus's shooting by the member of OKU Baturaja from Danyon Armed; andin considering one was better than the other. The thought of the polices beingmore comfortable than TNI, when seperated from ABRI. Lastly, the influence ofmass media in reporting social violence. |