Latar Belakang: Industri mebel di Kelurahan Duren Sawit sudah menerapkan teknologi maju di dalam proses produksi. Penggunaan alat-alat bergetar pada lengan dan tangan dapat menyebabkan kerusakan fisik lengan dan tangan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan antara pajanan vibrasi dan HAVS pada pekerja informal industri mebel. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan fisik. Subjek penelitian adalah pekerja informal industri mebel di RW 01 dan 02 kelurahan Pondok Bambu yang menggunakan alat serut listrik sebanyak 96 pekerja. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, anamnesis dan pemeriksaan fisik HAVS. Hasil: Dari 96 subjek, prevalensi pekerja mebel yang menderita HAVS sebesar 49,0%. Berdasar kriteria Stockholm sebanyak 89,36% menderita HAVS pre dominan sensorineural dan sebanyak 10,64% HAVS sensorineural dan vaskuler. Dan tidak didapatkan pekerja mebel laki-laki yang hanya terkena HAVS pre dominan vaskuler. Hasil pengukuran vibrasi pada pekerja didapatkan berada pada nilai median 0,001935 (0,0001- 0,0021) m/det2. Setelah dilakukan analisis bivariat tidak didapatkan hubungan antara faktor sosiodemografi dengan HAVS, faktor kesehatan dengan HAVS dan faktor risiko kerja dengan HAVS. Setelah dilakukan analisis multivariat yang menjadi faktor protektif HAVS adalah kebiasaan olah raga (p=0,039, ORα=0,17; CI95=0,03-0,91) dan kelompok umur ≥30 tahun (p=0,045, ORα=0,39; CI95=0,16-0,98). Kesimpulan: Pada penelitian ini Prevalensi HAVS pada pekerja mebel laki-laki sebesar 49% dan faktor protektif terjadinya HAVS adalah kebiasaan Olah raga dan umur ≥ 30 tahun. Background: Furniture industry in Duren Sawit Village has implemented advanced technology in production process. The use of vibrate tools in the workers hand can cause physical damage to the arm and hand, thus increasing the risk of Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). This study aims to determine the associated factors of vibration exposure and HAVS at informal workers in furniture industry. Methods: This study used cross-sectional design utilize a questionnaire and physical examination. Subjects were 96 informal workers in the furniture industry at Pondok Bambu village that uses as much electricity. Data collected through interviews, history and physical examination of Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). Results: Of the 96 subjects, prevalence of HAVS are 49.0%. Based on Stockholm criteria as much as 89.36% suffered from HAVS Sensorineural and 10.64% sensorineural and vascular HAVS. In this study didn't found male furniture workers are vascular HAVS. Vibration measurement results obtained on the worker is median value of 0.001935 (0.0001 to 0.0021) m/s2. After analyzing bivariate aren't found relationship among sosiodemografic factors and HAVS, health factors and HAVS and work factors and HAVS. After multivariate analysis that be a protective factor HAVS is exercise (p=0.039, ORα = 0.17; CI95=0.03-0.91) and age group ≥ 30th (p=0.045, ORα=0.39 ; CI95=0.16-0.98). Conclusion: In this study the prevalence of HAVS in male furniture workers are 49% and protective factor of HAVS are sport and age ≥ 30th. |