Full Description

Cataloguing Source LibUI ind rda
Content Type text (rdacontent)
Media Type unmediated (rdamedia); computer (rdamedia)
Carrier Type volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier)
Physical Description ix, 73 pages : illustration ; 28 cm
Concise Text
Holding Institution Universitas Indonesia
Location Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Availability
  •  Digital Files: 1
  •  Review
  •  Cover
  •  Abstract
Call Number Barcode Number Availability
T-Pdf TERSEDIA
No review available for this collection: 20350711
 Abstract
ABSTRAK
Tesis ini merupakan kajian kepustakaan yang bertujuan meneliti unsur ambiguitas dalam novel karya Man?en Gannen No Futtobooru Karya Kenzaburo Oe dengan latar waktu tahun pertama Man?en, 1860 dan 1960. Seperti yang dipaparkan Oe dalam pidatonya di Swedia, bahwa bangsa Jepang merupakan bangsa yang ambigu. Keambiguan ini diakibatkan oleh pengalaman interaksi masa lalu Jepang dengan Barat pasca kekalahan Perang Dunia II. Penelitian ini bertujuan untuk melihat unsur ambiguitas dalam sikap masyarakat Jepang tahun 1960an melalui analisis shutaisei yang diusung Maruyama Masao yang tercermin melalui tokoh dan peristiwa dalam novel. Shutaisei secara singkat dapat diartikan ?Kemampuan dan kebebasan yang dimiliki individu dalam bertindak sesuai kehendaknya?. Melalui analisis ada tidaknya shutaisei ini kita bisa mengaitkannya dengan sikap ambiguitas masyarakat Jepang tahun 1960-an. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang akan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan yang ada dalam sebuah karya sastra.
ABSTRACT
thesis is a study which aims at examining the ambiguity conveyed in Kenzaburo Oe?s novel, Man'en Gannen no Futtobooru . This novel is set in the 1960s and 1860s. As described by Oe in his Nobel speech, that the Japanese nation is an ambiguous nation. This Ambiguity is caused by Japan?s past interaction and experiences with the West after Japan's defeat in World War II. This research examined Japanese ambiguity through analysis of shutaisei of Maruyama Masao. Shutaisei briefly means "The ability to think and to act independently according to his will". By examining of the existence of this shutaisei through the events an characters, we can explain the ambiguious of Japanese in 1960s.