:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Prinsip kesucian, kemunafikan, dan integritas moral = Principle of purity moral hypocrisy and moral

Agus Abdul Rahman; Hamdi Muluk, promotor; Roby Muhamad, co-promotor; Bagus Takwin, co-promotor; Mochamad Enoch Markum, examiner; Wilman D. Mansoer, examiner; Siti Dharmayati B. Utoyo, examiner; Marin, Marin; Zainal Abidin, examiner; Pangabean, Hanna R. G., examiner (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

Umumnya, penelitian mengenai kemunafikan membatasi diri pada moralitas yang berdasarkan prinsip keadilan dan keperdulian. Padahal, bagi masyarakat beragama, seperti masyarakat Indonesia, prinsip moral jauh lebih luas, yaitu meliputi juga prinsip kesucian, loyalitas pada kelompok, dan otoritas. Bahkan dalam banyak kasus, bagi masyarakat beragama, prinsip kesucian kadang jauh lebih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan moral daripada prinsip-prinsip lainnya. Dengan demikian, untuk memahami kemunafikan pada masyarakat beragama sebaiknya juga mempertimbangkan prinsip kesucian ini.
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada studi ini, peneliti akan mengelaborasi hubungan antara prinsip kesucian dan kemunafikan. Prinsip moral kesucian yang diidentifikasikan ke dalam diri seseorang dan menyatu ke dalam tubuhnya sehingga peka terhadap kejijikan moral diduga akan menurunkan kemunafikan. Hal itu karena orang yang Identitas Kesucian Moralnya kuat akan mempunyai dorongan dan komitmen yang tinggi terhadap prinsip kesucian; lebih mudah mengalami kejijikan moral ketika dihadapkan pada perilaku yang melanggar prinsip kesucian; lebih sadar terhadap prinsip moral yang diyakininya; dan akan menilai kemunafikan dengan penilaian yang lebih buruk sehingga akan cenderung menghindarinya.
Untuk menguji tesis tersebut, peneliti melakukan tiga studi. Dua studi menggunakan rancangan eksperimental, dan satu studi menggunakan rancangan korelasional berganda. Studi pertama menunjukkan bahwa partisipan yang Identitas Kesucian Moralnya lemah lebih munafik daripada partisipan yang Identitas Kesucian Moralnya kuat. Hasil tersebut diperkuat oleh hasil studi kedua. Studi kedua juga menunjukkan bahwa Identitas Kesucian Moral akan lebih negatif pengaruhnya terhadap Kemunafikan jika disertai dengan Kejijikan Moral. Partisipan yang Identitas Kesucian Moralnya lemah akan lebih munafik jika Kejijikan Moralnya pun rendah. Namun, Kejijikan Moral sendiri hanya dapat menurunkan Kemunafikan jika mengendalikan jenis kelamin. Studi ketiga menunjukkan bahwa Identitas Kesucian Moral, Kejijikan Moral, dan interaksi diantara keduanya tidak hanya dapat menurunkan Kemunafikan, tapi juga dapat meningkatkan Integritas Moral. Studi ketiga juga menunjukkan bahwa pengaruh Identitas Kesucian Moral terhadap Integritas Moral didukung oleh kedua aspeknya, yaitu aspek internalisasi dan aspek simbolisasi, sedangkan pengaruh Kejijikan Moral terhadap Integritas Moral hanya didukung oleh aspek kejijikan moral yang ditimbulkan oleh pelanggaran terhadap aturan.

Studies on moral hypocrisy generally was dominated by morality based on principles of fairness and caring. Meanwhile, for the religious community, such as the Indonesian people, the moral principle was broader, included the principle of purity, group loyalty, and authority. For religious community, the principle of purity was sometimes more influence on their moral judgment than other principles. So, to understand the moral hypocrisy of religious community should consider the principle of purity be taken. Different with the previous studies, researcher would examine the impact of moral purity on moral hypocrisy. It was hypothesized that identified moral purity in one's self and embodied moral purity would reduce a moral hypocrisy. Someone who had strong Moral Purity Identity would had high moral motivation and commitment to the principle of purity; easily disgust when watching a moral purity transgression; had higher moral awareness; and made a severe evaluation with moral purity transgression.
To examine the thesis, researcher conducted three studies. Two studies used experimental design, and one study used multiple correlation design. The first study indicated that participants with weak Moral Purity Identity were more hypocrite than participant with high Moral Purity Identity. The results of first study were supported by the second study. The second study also indicated that Moral Disgust would the negative effect be enhanced of Moral Purity Identity on moral hypocrisy. Second study indicated that controlling gender of participants also decreased moral hypocrisy. A third study indicated that Moral Purity Identity, Moral Disgust, and the interaction among them not only could decreased on moral hypocrisy, but also they increased on Moral Integrity. The third study indicated that the effects of Moral Purity Identity on Moral Integrity was supported by internalization and symbolization aspects, while the effect of Moral Disgust on Moral Integrity was only supported by god rules transgression.

 File Digital: 1

Shelf
 D1447-Agus Abdul Rahman.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : D1447
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xviii, 239 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D1447 07-17-352133909 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20350881