Disertasi ini mengkaji fenomena histeresis ekspor Indonesia yang dipicu oleh depresiasi nilai tukar saat krisis ekonomi 1997-1998. Histeresis didefinisikan sebagai sifat dari sistem yang telah berubah tetapi gagal untuk kembali ke keadaan semula, setelah faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut telah hilang. Istilah histeresis ini dipakai dalam bidang Ekonomi, khususnya pada bidang Perdagangan Internasional. Fenomena dimana shock nilai tukar sesaat namun pengaruhnya berkepanjangan pada ekspor atau impor adalah versi histeresis pada bidang Ekonomi. Berlandaskan teori, depresiasi nilai tukar yang sangat besar akan menurunkan sunk cost untuk masuk pasar ekspor, dan apabila terjadi apresiasi eksportir akan tetap berada di pasar ekspor.Histeresis perdagangan diidentifikasi dengan menggunakan fenomena structural break. Histeresis teridentifikasi jika terjadi perubahan positif pada konstanta intersep. Terjadinya break diuji dengan menggunakan Chow test, namun dengan menggunakan logika fuzzy dapat diperlihatkan secara jelas kapan perubahan secara gradual terjadi. Analisis kointegrasi Metode Bounds Testing Cointegration dengan pendekatan ARDL (Autoregressive Distributed Lag) digunakan untuk mendapatkan signifikansi hasil penelitian.Hasil penelitian menunjukkan histeresis perdagangan terjadi pada periode 1997-1998, untuk kasus total ekspor dan ekspor manufaktur Indonesia ke Dunia, ekspor Indonesia ke USA, Jerman dan India. Total ekspor dan ekspor manufaktur Indonesia memperlihatkan terjadinya histeresis perdagangan, sedangkan ekspor non manufaktur Indonesia tidak memperlihatkan terjadinya histeresis. Ekspor Indonesia ke USA, Jerman, dan India memperlihatkan terjadinya histeresis perdagangan, sedangkan ekspor Indonesia ke Jepang, Cina, India dan Rusia tidak memperlihatkan terjadinya histeresis. Hanya pada kasus ekspor Indonesia ke India terbukti secara signifikan terjadi penurunan elastisitas ekspor terhadap nilai tukar setelah terjadi histeresis. This dissertation examines the trade hysteresis phenomenon of Indonesian exports which is triggered by the depreciation of the exchange rate in economic crisis on 1997-1998. Hysteresis is defined as the nature of the system that has changed but failed to return to its original state when the cause of the change has been removed. The term hysteresis is used in economics, particularly in the field of International Trade. The Phenomenon whereby the exchange rate shock for a moment but prolonged effect on the export or import is a version hysteresis in Economics. Based on theory, the exchange rate depreciation would lower the entry sunk cost to enter to the export market, and in case of appreciation exporters will remain in the exportmarket.Hysteresis is identified with structural break. Hysteresis is identified if there is a positive change in the intercept. The break was tested by using the Chow test but using the fuzzy logic could be shown clearly when changes occur gradually. Bounds cointegration analysis method with the approach of ARDL Cointegration Testing (Autoregressive Distributed Lag) is used to get the significance of the research results.The results showed trade hysteresis occurred in 1997-1998 for the case of total exports and manufacturing exports from Indonesia to the World, Indonesian exports to the USA, Germany and India. Total exports and exports of Indonesian manufacturing shows the hysteresis while Indonesian non-manufacturing exports did not show the occurrence of hysteresis. Indonesian exports to the USA, Germany, and India showed the trade hysteresis, while Indonesian exports to Japan, China, India and Russia did not show the occurrence of hysteresis. Only in the case of Indonesia's exports to India was shown to significantly decrease the elasticity of exports to exchange rate after a hysteresis. |