Abstract
Literature review ini menjelaskan bahwa konstruksi persepsi terhadap pengungsi berevolusi sesuai dengan situasi internasional saat itu. Kepentingan negara juga turut berperan dalam pembentukan konstruksi. Definisi pengungsi juga tidak lepas dari adanya konstruksi persepsi terhadap pengungsi. Saat berakhirnya Perang Dunia II, pengungsi dipersepsikan sebagai korban, lalu menjadi alat kepentingan politik saat Perang Dingin. Seiring dengan munculnya pengungsi dari Dunia Ketiga, pengungsi mulai dipersepsikan sebagai ancaman. Ini menunjukkan adanya pergerakan persepsi dari korban ke ancaman, di mana dua persepsi ini saling bertolak belakang. Dua persepsi ini menafikan kemampuan agensi kepada pengungsi dan memicu generalisasi yang dapat berakibat pada salah penanganan.
......
This literature review explains that the construction of these perceptions evolves by international situation. State interests also play a role in the construction. The definition of refugees is inseparable from the perception of refugees. When the World War II ends, refugees were perceived as victims. Refugees then became political pawn in the Cold War era. Following the emergence of Third World refugees, refugees were perceived as threat. This shows a shift from victim perception to threat perception. These perceptions also become contending perceptions at the same time. Both of these perceptions deny the agency capability of refugees and could trigger generalization that leads to unsuitable approaches.