:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Pengaruh isu kesetaraan gender dalam film Butterfly on a Wheel terhadap pola pikir generasi muda Indonesia = The impact of the film Butterfly on a Wheel in changing young Indonesians mindset about gender equality issues

Fildzah Sallina Putri; Dhita Hapsarani, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

Film merupakan media yang berpengaruh cukup besar bagi masyarakat dengan menyebarkan pengetahuan tentang berbagai isu. Pada film Butterfly on a Wheel, terdapat banyak petanda isu kesetaraan gender dan beberapa di antaranya memiliki keterkaitan dengan pandangan generasi muda Indonesia mengenai eksistensi ideologi gender yang dominan. Masyarakat dunia, khususnya mayoritas di Indonesia, masih meyakini bahwa kaum pria selalu lebih unggul dibandingkan kaum wanita. Pria cenderung melakukan pekerjaan yang bersifat logis dan publik, sementara wanita cenderung hanya mengikuti naluri atau kodratnya sebagai ibu dan pekerja rumah tangga. Dengan mengacu pada konsep semiotika yang dipaparkan oleh Barthes, jurnal ini menggarisbawahi bahwa terdapat indikasi semiotik pada film Butterfly on a Wheel yang bertentangan dengan ide ketidaksetaraan gender dan konsep patriarki. Jurnal ini juga terfokus pada hubungan timbal balik antara isu-isu dalam film dan pandangan generasi muda Indonesia mengenai kekuatan, kekuasaan, dan nilai wanita sebagai kaum subordinat. Jurnal ini menarik kesimpulan pula bahwa film tidak hanya membahas satu isu di dalamnya, namun pada frame atau jalan cerita tertentu dapat membahas beberapa informasi lainnya sesuai dengan perspektif masyarakat masing-masing.

This paper examines various signs of gender equality in the film Butterfly on a Wheel and how they are related to young Indonesians’ perspectives about the existence of a dominant gender ideology. Since then, many people all over the world, especially Indonesian society, still believe that men are more superior to women. Men tend to do public logical works while women tend to follow natural instincts as mothers and wives. For example, men are working for family, and women are nurturing children. Using Barthes’ concept of semiotics, it is argued that the film has several semiotic indications which encounter the idea of gender inequality and the concept of patriarchy. In this respect, it is also important to focus on the interrelationship between the resistance in the film and young Indonesians’ viewpoints about the power and the value of women as subordinate. The paper concludes that the film is a substantial media that influence spectators by spreading the new information and knowledge about a variety of issues which appear in the storyline and certain frames of the film.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Fildzah Sallina Putri.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : 24 hlm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 11-24-33863687 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20352110