:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Makeinu label terhadap wanita yang tidak menikah dan tidak memiliki anak = Makeinu label toward women who remain single and have no children

Ratih Aulia Anggardiani; Endah Hayuni Wulandari, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

Setelah Perang Dunia II, kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi dan bekerja bagi wanita Jepang semakin besar. Terbukanya kesempatan ini membuat wanita Jepang memiliki pilihan lain dalam hidupnya selain menikah. Dewasa ini, semakin banyak wanita yang memilih untuk berkarir dan tidak menikah. Meski memiliki kesuksesan dalam berkarir, ada pelabelan negatif bagi para wanita lajang tersebut, yakni “makeinu”. Dengan menggunakan metode kualitatif, tulisan ini mendeskripsikan fenomena makeinu, yang berkaitan dengan berubahnya cara pandang wanita Jepang terhadap pernikahan serta pelabelan kalah (make) terhadap wanita yang lebih memilih bekerja dibandingkan menikah dan melahirkan anak-anak.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa meski mendapat label negatif sebagai makeinu, sebenarnya para wanita lajang tersebut bukanlah orang-orang yang gagal. Mereka adalah orang yang mandiri secara ekonomi dan menikmati kebebasan yang mereka miliki. Selain itu, karena gambaran makeinu yang sedikit berbeda yang diperlihatkan oleh para selebritis Jepang di berbagai media massa belakangan ini, makeinu tidak lagi dilihat sebagai hal yang memalukan, melainkan dianggap sebagai cara hidup baru.

After World War II, the opportunity to get higher education and to work for Japanese women is rising. The rising of this opportunity has made the Japanese women have another choice in their lives besides marriage. Nowadays, more and more women choose for a career path and decide to live single. Despite having a success in career, there is a negative labeling for those single women, which is “makeinu”. By using qualitative method, this paper describes makeinu phenomenon, which is related to the change in the perspective of Japanese women toward marriage and labeling lose (make) for women who prefer to work than to marry and bear children.
From this study it can be concluded that despite getting a negative label as makeinu, actually these single women are not the ones who failed. In fact, they are economically independent and enjoying their freedom. Furthermore, due to the slighlty different image of makeinu which shown by Japanese women celebrities trough various mass media recently, makeinu is no longer seen as a shameful thing, but as a new way of life.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Ratih Aulia Anggardiani.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : MK-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : 19 hlm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 11-23-60387258 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20352122