:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Politik tubuh di Black Swan: bagaimana wanita mengorbankan tubuhnya demi standar ideal masyarakat = Body politics in Black Swan: how women sacrificing their body in the name of society

Tatu Hutami; Junaidi, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

Eksploitasi tubuh perempuan dalam film bukanlah hal baru untuk dibahas. Tubuh bertindak sebagai teks. Tubuh juga merepresentasikan pernyataan budaya dan harapan. Wanita dihadapkan dengan standard yang tidak realistis mengenai tubuh mereka. Dalam teori Freud (Penis Envy), tubuh perempuan digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan dan menjadi sumber berbahaya yang bisa mengarah neurosis. Makalah ini berpendapat bahwa representasi dari tubuh wanita di film Black Swan (2010) menantang teori Freud. Hal ini dibuktikan dengan menyelidiki bagaimana tubuh dan neurosis terkait memakai teori dari Karen Horney dan teori Bertoltch Brecth. Karakter-karakter yang ada di film ini kurang lebih tidak mengalami neurosis hanya karena tubuh mereka namun karena tekanan dari masyarakat (perempuan dituntut untuk bersikap pasif secara seksual di depan umum dan aktif di ruang privat). Kesimpulannya, tubuh perempuan bukan sesuatu yang mengerikan dan neurosis yang mereka alami lebih mungkin terjadi karena faktor luar seperti ide dari ideal yang dianut masyarakat.

The exploitation of women’s body in film is not a new thing to be discussed. Body acts as a text. It employs a cultural statement and expectation. Women are expected with unrealistic demand regarding their body. In Freud’s theory (Penis Envy), women’s body is depicted as monstrous and becomes a dangerous source of neurosis. This paper argues that the representation of the female body in Black Swan (2010) challenges the theory of Freud. This is proven by investigating how the body and neurosis are related in regard to Karen Horney's theory and Bertoltch Brecth's theory. The characters more or less do not experience neurosis only due to their body but due to society’s pressure(women are required to be sexually passive in public and active in private). This is also seen in the body movement against the surrounding. In conclusion, women’s body is not monstrous and the neurosis they experienced is more likely to happen due to outside factor such as society’s expectation.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Tatu Hutami.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
Program Studi :
Bahasa : eng
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : 17 hlm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 11-24-89718188 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20352190