Arsitektur tradisional Jawa yang berupa rumah tidak lepas hubungannya dengan masyarakat dan waktu. Dilandasi dengan ide dan pemikiran-pemikiran, rumah Jawa berubah dan berkembang sesuai dengan keadaan pada periode-periodenya. Dengan perubahan mengikuti perkembangan dalam bentukan fisik dan juga non-fisiknya kita melihat sebuah fenomena bagaimana sebuah rumah dapat berubah mengikuti kurun waktu yang berlangsung. Dengan berlandas pada data-data dan informasi yang bersifat valid, penelitian ini dapat menemukan hasil. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perubahan tersebut terbukti dan terlihat dari fakta-fakta yang ada dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perubahan tersebut terlihat dari segi fisik dan nonfisiknya. Perubahan tersebut memperjelas bahwa keadaan memicu seluruhnya. Perubahan kearah yang positif dan fungsional sangat diperlukan, tetapi harapnya unsur-unsur filosofi, ide dan pemikiran masyarakat Jawa tidak dilepaskan begitu saja dan tetap terus dibawa. Javanese traditional architecture that forms a house never loses a connection with the people and time. Based on the idea and thoughts, Javanese house change and evolve according to the circumstances within the period. With the changes that followed the circumstances in a physical and non-physical shape, we see a phenomenon of a house that changes following the period of the time. With data that information that is valid, this research can find a results. The study explains that these changes are evident and visible by the fact that seen from the physical and non-physical terms. The changes clarify that the circumstances triggering the whole problem. This shift toward a positive and functional is definitely needed, but we hoped the elements of philosophy, ideas and thoughts are not released from the Javanese society and still continue to carry from time to time. |