Kolostomi merupakan suatu tindakan pembuatan saluran antara kolon dengan dinding abdomen, dimana melalui jalan pintas tersehut feses dikeluarkan (Black, 1997), dan tindakan ini mengakibatkan perubahan struktur tubuh pada klien yang dapat mempengaruhi perubahan penampilan perilaku dalam interaksi sosial. Terkait dengan keadaan di atas, aspek psikososial menjadi salah satu fokus penting dalam perawatan klien khususnya klien dengan kolostomi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara pemasangan kolostomi permanen dengan perubahan interaksi sosial. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan 17 responden di RS Saint Carolus Jakarta. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang berisikan data demografi klien dan data tentang interaksi sosial dan setelah data terkumpul selanjutnya diolah dan dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan dengan mencari nilai mean (nilai rata - rata). Dari hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa pemasangan kolostomi permanen dapat menimbulkan perubahan interaksi sosial. Hal ini ditandai sebagian besar ditandai dengan sebagian besar responden (64,7 %) merasa tersiksa dan malu untuk dekat dengan orang lain, serta merasa curiga bila orang lain melihat daerah tubuh yang terpasang kolostoini. Klien dengan kolostomi yang memiliki faktor resiko lebih besar terhadap perubahan interaksi sosial adalah dari segi aspek usia ( 36 -40 tahun ), jenis kelamin ( perempuan ), tingkat pendidikan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, pekerjaan sebagai pedagang dan beIum menikah . Pelaksanaan operasi yang sudah lama ( ± 9 tahun yang lalu ). Mengurangi resiko perubahan interaksi sosial yang kemungkinan dikarenakan sudah beradaptasi dengan keadaannnya. Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan dalam hal waktu, tempat dan instrumen penelitian. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian seanjutnya dengan menggunakan instrumen yang validitas dan reliabilitasnya tinggi. |