[ABSTRAK 100.000 penduduk. Sebanyak 1,12% dari penderita tuberkulosis adalah penderita tuberkulosis muskuloskeletal.Terbanyak (40-50%) berada di tulang belakang yang dikenal sebagai spondilitis tuberkulosis atau Pott?s disease. Penyakit ini sudah ada sejak zaman purbakala. dengan ditemukannya pada mummi di Peru. STB ini timbul 6-36 bulan pasca infeksi primer di paru. Penderita biasanya berobat setelah adanya gangguan neurologi berupa kelemahan motorik otot dan gangguan sensibilitas Salah satu penatalaksaan penderita spondilitis tuberkulosis adalah dengan operasi sesuai dengan klasifikasi alternatif pengobatan Sapardan II-X Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor prediktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi dan membuat model prediksi keberhasilan operasi terhadap penderita STB Penelitian ini berupa kohort retrospektif dari RS Hasan Sadikin Bandung, RS dr Ciptomangunkusumo dan RS Fatmawati Jakarta, RSUD Raden Mattaher Jambi dan sekitarnya serta RS dr Zainal Abidin Banda Aceh dengan jumlah 224 kasus.Berdasarkan penelitian ini, didapatkeluhan nyeri tulang belakang terdapatpada 69.64%, diikuti parestesi 37.95%, tidak sanggup berdiri 41.07%, adanya abses29.91%. Angka keberhasilan operasi sebesar 87,5%. Variabel jenis kelamin,pendidikan kedekatan lesi frankel praoperasi, IMT, jumlah level lesi, keluhan nyeritulang belakang, keluhan kesemutan, keluhan tidak kuat jalan, keluhan abses,sebagaiprediktor utama keberhasilan operasi dalam pembuatan skoring dan didapat modelprediksi dengan AUC 82,6% ± 4,1% dengan rentang skor 0-40, nilai cut-off pointkeberhasilan skor ≥ 19 pada 94.9% kasus, dimana kemungkinan keberhasilan 7.71 kali lebih besar dibanding penderita yang mempunyai skor < 19 pada akhrrfollow-up 3 bulan pasca operasi Kata kunci: M ABSTRACT Indonesia is the fifth most suffering country from tuberculosis after India,China, South Africa and Nigeria, with a prevalence of 209 per 100,000 population. Atotal of 1.12% of patients with tuberculosis is musculoskeletal tuberculosis. Mostly(40-50%) is in the spine known as tuberculosis spondylitis or Pott's disease. Thisdisease has been known since discovered in the mummy in Peru during ancient age.This STB arising 6-36 months post primary tuberculosis infection. Patients usuallycome after suffering neurological deficits such as motor weakness and impairedmuscle sensibility. One of modality management of spondylitis tuberculosis isoperating in accordance with the classification of treatment alternatives Sapardan II-XThe purpose of this study was to determine predictors of successful operationand make predictive models of successful operation against people with STBThis is a retrospective cohort study of Hasan Sadikin Hospital, Dr RS and RSFatmawati Ciptomangunkusumo Jakarta, Jambi Mattaher Raden Hospital andsurrounding areas as well as Dr. Zainal Abidin Hospital in Banda Aceh by the numberof 224 cases.Based on this study, patient suffering of spinal pain at 69.64%, followed byparesthesias 37.95%, can not able to stand 41.07%, abscesses 29.91%. Operationsuccess rate were 87.5%. Variables gender, education, proximity lesions, preoperativeFrankel, BMI, number(s)level of lesion, spinal pain, paresthesias, can not able tostand, complaints abscess, are the main predictor of successful operation in themaking a scoring system and predictive models obtained with AUC 82.6% ± 4.1%with a score range of 0-40, the cut-off score of ≥ 19 point success in 94.9% of cases,where the probability of success 7.71 times higher than patients who had scores <19at the end of 3 months follow-up after surgery;;100.000 penduduk. Sebanyak 1,12% dari penderita tuberkulosis adalah penderita tuberkulosis muskuloskeletal.Terbanyak (40-50%) berada di tulang belakang yang dikenal sebagai spondilitis tuberkulosis atau Pott?s disease. Penyakit ini sudah ada sejak zaman purbakala. dengan ditemukannya pada mummi di Peru. STB ini timbul 6-36 bulan pasca infeksi primer di paru. Penderita biasanya berobat setelah adanya gangguan neurologi berupa kelemahan motorik otot dan gangguan sensibilitas Salah satu penatalaksaan penderita spondilitis tuberkulosis adalah dengan operasi sesuai dengan klasifikasi alternatif pengobatan Sapardan II-X Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor prediktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi dan membuat model prediksi keberhasilan operasi terhadap penderita STB Penelitian ini berupa kohort retrospektif dari RS Hasan Sadikin Bandung, RS dr Ciptomangunkusumo dan RS Fatmawati Jakarta, RSUD Raden Mattaher Jambi dan sekitarnya serta RS dr Zainal Abidin Banda Aceh dengan jumlah 224 kasus.Berdasarkan penelitian ini, didapatkeluhan nyeri tulang belakang terdapatpada 69.64%, diikuti parestesi 37.95%, tidak sanggup berdiri 41.07%, adanya abses29.91%. Angka keberhasilan operasi sebesar 87,5%. Variabel jenis kelamin,pendidikan kedekatan lesi frankel praoperasi, IMT, jumlah level lesi, keluhan nyeritulang belakang, keluhan kesemutan, keluhan tidak kuat jalan, keluhan abses,sebagaiprediktor utama keberhasilan operasi dalam pembuatan skoring dan didapat modelprediksi dengan AUC 82,6% ± 4,1% dengan rentang skor 0-40, nilai cut-off pointkeberhasilan skor ≥ 19 pada 94.9% kasus, dimana kemungkinan keberhasilan 7.71 kali lebih besar dibanding penderita yang mempunyai skor < 19 pada akhrrfollow-up 3 bulan pasca operasi Kata kunci: M, 100.000 penduduk. Sebanyak 1,12% dari penderita tuberkulosis adalah penderita tuberkulosis muskuloskeletal.Terbanyak (40-50%) berada di tulang belakang yang dikenal sebagai spondilitis tuberkulosis atau Pott’s disease. Penyakit ini sudah ada sejak zaman purbakala. dengan ditemukannya pada mummi di Peru. STB ini timbul 6-36 bulan pasca infeksi primer di paru. Penderita biasanya berobat setelah adanya gangguan neurologi berupa kelemahan motorik otot dan gangguan sensibilitas Salah satu penatalaksaan penderita spondilitis tuberkulosis adalah dengan operasi sesuai dengan klasifikasi alternatif pengobatan Sapardan II-X Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor prediktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi dan membuat model prediksi keberhasilan operasi terhadap penderita STB Penelitian ini berupa kohort retrospektif dari RS Hasan Sadikin Bandung, RS dr Ciptomangunkusumo dan RS Fatmawati Jakarta, RSUD Raden Mattaher Jambi dan sekitarnya serta RS dr Zainal Abidin Banda Aceh dengan jumlah 224 kasus.Berdasarkan penelitian ini, didapatkeluhan nyeri tulang belakang terdapatpada 69.64%, diikuti parestesi 37.95%, tidak sanggup berdiri 41.07%, adanya abses29.91%. Angka keberhasilan operasi sebesar 87,5%. Variabel jenis kelamin,pendidikan kedekatan lesi frankel praoperasi, IMT, jumlah level lesi, keluhan nyeritulang belakang, keluhan kesemutan, keluhan tidak kuat jalan, keluhan abses,sebagaiprediktor utama keberhasilan operasi dalam pembuatan skoring dan didapat modelprediksi dengan AUC 82,6% ± 4,1% dengan rentang skor 0-40, nilai cut-off pointkeberhasilan skor ≥ 19 pada 94.9% kasus, dimana kemungkinan keberhasilan 7.71 kali lebih besar dibanding penderita yang mempunyai skor < 19 pada akhrrfollow-up 3 bulan pasca operasi Kata kunci: M] |