[ABSTRAK Breast cancer is the first rank in the occurrence of cancer in women.Therefore, breast cancer drugs that inhibit cell growth and kill breast cancer cellsselectively without affecting the normal cells are very important. Sisik naga wasempirically used as medicine for breast and colon cancer. Sisik naga leaf extractwas revealed to be cytotoxic against MCF-7 with an IC50 of 83.63 µg/ mL. Sisiknaga chemical constituents that have cytotoxicity are flavonoid, saponin, steroid,tannin and terpenoid. Flavonoid, saponin and tannin are the soluble in polarsolvent, while terpenoid and saponin aglycone are soluble in non polar organicsolvent. This study aims to find the cytotoxic activity of isolated compounds fromsisik naga against breast cancer (MCF-7 and t47D) and colon cancer (WiDr)compared to normal (Vero) cells. Observation of the mechanism of cell death wasobserved by ethidium bromide-acridine orange double stanning, p53 and caspase3 expression, and FTIC annexin v-propidium iodide stanning. Cytotoxic bioactivewere extracted using hexane, dichloromethane and methanol solvent respectively,followed by fractionation and isolation using column chromatography with silicagel 60 as stationary phase and n-hexane, ethyl acetate and methanol as mobilephase. Identification of the isolated compounds structure with most cytotoxicitywas done. The results showed that dichloromethane extract, fractions II ofdichloromethane extract and I2 compounds isolated from fraction IIdichloromethane extracts of sisik naga were most cytotoxic to MCF-7, t47D, andWiDr, while non cytotoxic to Vero cells. Exposure to compound I2 at IC50concentration on MCF-7, t47D, and WiDr caused increased cell death, p53 andcaspase 3 expression, and increased of dead cell due to apoptosis, but showed noeffect on Vero cell. Identification of IR, 1H-NMR, 13C-NMR spectrum and MSspectrum of I2 compound showed that the compound were β-sitosterol(C29H50O). The in silico screening showed that β-sitosterol appeared to bind onthe active site of CDK2 at Leu83, which cause acceleration from S phase to G1phase and apoptosis. ABSTRAK Kanker payudara menempati urutan pertama banyaknya kejadian kankerpada wanita. Kebutuhan obat antikanker payudara yang mampu menghambatdan mematikan pertumbuhan sel kanker payudara tanpa mempengaruhi sel normalsangat penting. Secara empiris tanaman sisik naga digunakan sebagai obat kankerpayudara dan kanker kolon. Ekstrak daun sisik naga mempunyai sifat sitotoksikterhadap MCF-7 dengan IC50 sebesar 83,63 µg/mL. Kandungan kimia sisik nagayang kemungkinan aktif sitotoksik adalah flavonoid, saponin, steroid, tanin danterpenoid. Flavonoid, saponin dan tanin larut dalam pelarut polar sedangkanterpenoid dan aglikon saponin larut dalam pelarut organik non polar. Penelitian inibertujuan mencari aktivitas sitotoksik senyawa hasil isolasi tanaman sisik nagaterhadap sel kanker payudara (MCF-7 dan t47D) dan kanker kolon (WiDr)dibandingkan sel normal (Vero). Pengamatan mekanisme kematian sel diamatidengan pengecatan double stanning etidium bromida-akridin orange, % ekspresip53 dan caspase 3, serta FTIC annexin v-propidium iodida. Ekstraksi kandunganbioaktif sitotoksik menggunakan pelarut n-heksan, diklorometana dan metanolkemudian dilanjutkan fraksinasi dan isolasi menggunakan kromatografi kolomdengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak n-heksan, etil asetat dan metanol.Identifikasi struktur dilakukan terhadap senyawa hasil isolasi terpilih yang palingsitotoksik. Hasil penelitian diperoleh ekstrak diklorometana, fraksi II ekstrakdiklorometana dan senyawa I2 hasil isolasi fraksi II ekstrak diklorometanatanaman sisik naga paling toksik terhadap sel MCF-7, t47D, WiDr dan non toksikpada sel Vero. Pemberian senyawa I2 konsentrasi IC50 terhadap sel MCF-7, t47D,dan WiDr menyebabkan peningkatan kematian sel, % ekspresi p53, % ekspresicaspase 3 dan jumlah sel mati karena apoptosis tetapi tidak menimbulkan efekpada sel Vero. Hasil identifikasi spektrum IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MSsenyawa I2 adalah β-sitosterol (C29H50O). Penapisan in silico nampak β-sitosterolberikatan dengan CDK2 dengan sisi aktif pada Leu83 akibatnya fase Sdipersingkat kembali menuju G1 dan terjadi apoptosis.;Kanker payudara menempati urutan pertama banyaknya kejadian kankerpada wanita. Kebutuhan obat antikanker payudara yang mampu menghambatdan mematikan pertumbuhan sel kanker payudara tanpa mempengaruhi sel normalsangat penting. Secara empiris tanaman sisik naga digunakan sebagai obat kankerpayudara dan kanker kolon. Ekstrak daun sisik naga mempunyai sifat sitotoksikterhadap MCF-7 dengan IC50 sebesar 83,63 µg/mL. Kandungan kimia sisik nagayang kemungkinan aktif sitotoksik adalah flavonoid, saponin, steroid, tanin danterpenoid. Flavonoid, saponin dan tanin larut dalam pelarut polar sedangkanterpenoid dan aglikon saponin larut dalam pelarut organik non polar. Penelitian inibertujuan mencari aktivitas sitotoksik senyawa hasil isolasi tanaman sisik nagaterhadap sel kanker payudara (MCF-7 dan t47D) dan kanker kolon (WiDr)dibandingkan sel normal (Vero). Pengamatan mekanisme kematian sel diamatidengan pengecatan double stanning etidium bromida-akridin orange, % ekspresip53 dan caspase 3, serta FTIC annexin v-propidium iodida. Ekstraksi kandunganbioaktif sitotoksik menggunakan pelarut n-heksan, diklorometana dan metanolkemudian dilanjutkan fraksinasi dan isolasi menggunakan kromatografi kolomdengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak n-heksan, etil asetat dan metanol.Identifikasi struktur dilakukan terhadap senyawa hasil isolasi terpilih yang palingsitotoksik. Hasil penelitian diperoleh ekstrak diklorometana, fraksi II ekstrakdiklorometana dan senyawa I2 hasil isolasi fraksi II ekstrak diklorometanatanaman sisik naga paling toksik terhadap sel MCF-7, t47D, WiDr dan non toksikpada sel Vero. Pemberian senyawa I2 konsentrasi IC50 terhadap sel MCF-7, t47D,dan WiDr menyebabkan peningkatan kematian sel, % ekspresi p53, % ekspresicaspase 3 dan jumlah sel mati karena apoptosis tetapi tidak menimbulkan efekpada sel Vero. Hasil identifikasi spektrum IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MSsenyawa I2 adalah β-sitosterol (C29H50O). Penapisan in silico nampak β-sitosterolberikatan dengan CDK2 dengan sisi aktif pada Leu83 akibatnya fase Sdipersingkat kembali menuju G1 dan terjadi apoptosis., Kanker payudara menempati urutan pertama banyaknya kejadian kankerpada wanita. Kebutuhan obat antikanker payudara yang mampu menghambatdan mematikan pertumbuhan sel kanker payudara tanpa mempengaruhi sel normalsangat penting. Secara empiris tanaman sisik naga digunakan sebagai obat kankerpayudara dan kanker kolon. Ekstrak daun sisik naga mempunyai sifat sitotoksikterhadap MCF-7 dengan IC50 sebesar 83,63 µg/mL. Kandungan kimia sisik nagayang kemungkinan aktif sitotoksik adalah flavonoid, saponin, steroid, tanin danterpenoid. Flavonoid, saponin dan tanin larut dalam pelarut polar sedangkanterpenoid dan aglikon saponin larut dalam pelarut organik non polar. Penelitian inibertujuan mencari aktivitas sitotoksik senyawa hasil isolasi tanaman sisik nagaterhadap sel kanker payudara (MCF-7 dan t47D) dan kanker kolon (WiDr)dibandingkan sel normal (Vero). Pengamatan mekanisme kematian sel diamatidengan pengecatan double stanning etidium bromida-akridin orange, % ekspresip53 dan caspase 3, serta FTIC annexin v-propidium iodida. Ekstraksi kandunganbioaktif sitotoksik menggunakan pelarut n-heksan, diklorometana dan metanolkemudian dilanjutkan fraksinasi dan isolasi menggunakan kromatografi kolomdengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak n-heksan, etil asetat dan metanol.Identifikasi struktur dilakukan terhadap senyawa hasil isolasi terpilih yang palingsitotoksik. Hasil penelitian diperoleh ekstrak diklorometana, fraksi II ekstrakdiklorometana dan senyawa I2 hasil isolasi fraksi II ekstrak diklorometanatanaman sisik naga paling toksik terhadap sel MCF-7, t47D, WiDr dan non toksikpada sel Vero. Pemberian senyawa I2 konsentrasi IC50 terhadap sel MCF-7, t47D,dan WiDr menyebabkan peningkatan kematian sel, % ekspresi p53, % ekspresicaspase 3 dan jumlah sel mati karena apoptosis tetapi tidak menimbulkan efekpada sel Vero. Hasil identifikasi spektrum IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MSsenyawa I2 adalah β-sitosterol (C29H50O). Penapisan in silico nampak β-sitosterolberikatan dengan CDK2 dengan sisi aktif pada Leu83 akibatnya fase Sdipersingkat kembali menuju G1 dan terjadi apoptosis.] |