Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : unmediated (rdamedia); computer (rdamedia)
Tipe Carrier : volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier)
Deskripsi Fisik : xiii, 115 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38979 15-19-599735174 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20365126
 Abstrak
Tesis ini membahas pemberontakan Kesatuan Rakjat jang Tertindas (KRjT) yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan. Tesis ini mengambil periode 1950-1963. Tahun 1950 adalah awal mula pasukan Ibnu Hadjar memilih desersi dari Tentara Nasional Indonesia dan masuk ke dalam hutan di perbukitan Meratus, guna melakukan gerakan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia, sedangkan tahun 1963 merupakan tahun menyerahnya KRjT dan ditangkapnya Ibnu Hadjar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya KRjT diakibatkan oleh pengkristalan rasa ketidakpuasan dan sakit hati atas kebijakan Jakarta dalam memperlakukan para bekas gerilyawan lokal pada awal 1950-an. Ibnu Hadjar dan pengikutnya merasakan adanya kesenggangan yang timbul antara apa yang mereka harapkan dalam segi status dan perolehan materi dengan apa yang mereka miliki atau kapasitas mereka untuk mendapatkannya (deprivasi relatif).
The focus of this study is rebellion of Unity of the Oppressed (Kesatuan Rakjat jang Tertindas/KRjT) which is led by Ibnu Hadjar on South Kalimantan. This thesis took the period 1950-1963. In 1950, Ibnu Hadjar?s troops choose desertion from Indonesian National Army (Tentara Nasional Indonesia) and entered to the forest on the range of Meratus hills, for doing the rebellion to the Government of Indonesia, whereas, 1963 is the time when The KRjT surrendered and Ibnu Hadjar be arrested. The result showed that the emergence of KRjT caused by crystallizing of dissatisfaction and hurt over Jakarta?s policy in treating local exguerrillas in the early 1950s. Ibnu Hadjar and his followers felt leisureliness that appear between what they expect in terms of status and material acquisition with what they have or their capacity for got it (relative deprivation).