Proporsi penderita kanker paru dengan riwayat keterlambatan diagnosis akibat didiagnosis sebagai tuberkulosis paru = The diagnosis delay of lung cancer patient who were initially diagnosed as pulmonary tuberculosis
Cut Yulia Indah Sari;
Faisal Yunus, supervisor; Elisna Syahruddin, supervisor; Harahap, Fachrial, examiner; Sita Laksmi Andarini, examiner
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013)
|
Latar belakang: Di negara endemik TB, kanker paru seringkali terlambat didiagnosis akibat sebelumnya didiagnosis sebagai TB paru. Hal ini menjadi perhatian besar karena diagnosis dini kanker paru dapat meningkatkan ketahanan hidup dan kualitas hidup pasien dengan peluang pembedahan yang lebih besar atau pun modalitas kemo-radioterapi yang dapat dipilih. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui proporsi pasien kanker paru yang mengalami keterlambatan diagnosis karena sebelumnya didiagnosis sebagai tuberkulosis paru. Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di RS Persahabatan dengan subjek penelitian adalah semua pasien kanker paru yang telah tegak didiagnosis secara histopatologi dari bulan September 2012 hingga Februari 2013 dengan jumlah total 100 pasien. Keterlambatan diagnosis ditetapkan apabila pasien didiagnosis sebagai TB paru dan mendapat Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lebih dari 1 bulan sejak awal gejala ditemukan. Dilakukan anamnesis pada semua pasien dengan foto toraks yang didokumentasikan serta pengambilan data-data dari status pasien. Hasil: Sebanyak 41 dari 100 pasien kanker paru didiagnosis sebagai TB paru dan riwayat mendapat OAT. Dua puluh sembilan dari 41 subjek mendapat OAT lebih dari 1 bulan. Dua puluh sembilan kasus yang terlambat diagnosis tersebut tersebut terdiri dari 21 laki-laki dan 8 perempuan dengan rerata usia 51,5 tahun dan dengan hasil PA yaitu Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) sebanyak 28 kasus dan Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil (KPKSK) sebanyak 1 kasus serta dengan stage III sebanyak 6 kasus, stage IV sebanyak 22 kasus. Pemeriksaan sputum BTA hanya dilakukan pada 9 kasus. Rerata lama pemberian OAT adalah 4,5±0,4 bulan. Tenaga kesehatan yang memberikan OAT adalah dokter umum sebanyak 12 orang, dokter spesialis paru sebanyak 12 orang dan dokter spesialis penyakit dalam sebanyak 4 orang. Diskusi : Hasil temuan gambaran foto toraks yang menyerupai TB paru di negara endemik TB dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis kanker paru karena awalnya didiagnosis sebagai TB paru. Pemberian OAT tanpa evaluasi yang adekuat terlebih lagi tidak mengacu pada International Standard of TB Care (ISTC) akan memicu keterlambatan diagnosis serta progresivitas penyakit pada pasien kanker paru. Introduction: In endemic countries, the diagnosis delay of lung cancer is due to initially misdiagnosed as pulmonary tuberculosis. The major concern rise since early diagnosis of lung cancer could improve survival and quality of life by tumor resectability chance and chemo-radiotherapy modality options. This study objective is to find out the proportion of lung cancer diagnosis delay due to misdiagnosed as pulmonary TB initially. Method: The cross sectional study held in Persahabatan Hospital with the subjects were histopatologically proven lung cancer patients between September 2012 to February 2013 involving totally 100 patients. The diagnosis delay were determined whether the patients had diagnosed as pulmonary tuberculosis and received anti tuberculosis treatment (ATT) more than 1 month since current symptoms onset. All patients were interviewed, all chest X-rays were documented and data from medical records were collected. Results: Fourty one of 100 patients were diagnosed as pulmonary TB and 29 of 41 patients received ATT more than 1 months. It consist of 21 men and 8 women with mean age 51.5 years old and the histopatological biopsy are 28 Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) cases, and 1 Small Cell Lung Cancer (SCLC) case with mostly end stage such as 6 cases are stage III and 22 cases are stage IV. Pre-referral sputum Acid Fast Bacilli (AFB) was conducted in only 9 cases with the results were negative. Mean duration of ATT taken was 4.5±0.4 months. The ATT were given by 13 general practitioners, 12 pulmonologists and 4 internists. Discussion: Since similar radiological findings in highly incidence of pulmonary TB, a large number of lung cancer have diagnosis delay due to initially diagnosed as pulmonary tuberculosis. Without proper investigation based on International Standard of TB Care, starting ATT with inadequate evaluation leads to diagnosis delay and lung cancer progression. |
T-cut_yulia_indah_sari.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | hlm. 48 cm : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-23-07495872 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20365371 |