Latar belakang dan tujuan: Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penampilan yang baik, semakin banyak orang yang membutuhkan jasa dokter gigi untuk memperbaiki kondisi estetika gigi geliginya yang menunjang estetika penampilan secara umum. Terdapat beberapa konsep dalam estetika kedokteran gigi seperti golden proportion & golden percentage. Konsep golden proportion merupakan panduan yang pertama dikenal dalam estetika kedokteran gigi khususnya penentuan proporsi lebar gigi geligi anterior atas tampilan frontal. Namun golden proportion memiliki beberapa kelemahan, sehingga dikembangkan konsep alternatif, salah satunya adalah konsep golden percentage yang menyatakan bahwa proporsi lebar gigi geligi anterior atas yang estetis adalah 10%, 15%, 25%, 25%, 15%, 10%. Konsep golden percentage dianggap lebih mudah diterapkan di masyarakat. Belum diketahui apakah proporsi lebar gigi geligi anterior atas kelompok Deutro Melayu di Indonesia sesuai dengan konsep golden percentage. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu sekaligus untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian konsep golden percentage dengan proporsi lebar gigi geligi anterior yang diperoleh. Bahan dan metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang melibatkan 100 mahasiswa (10 pria, 90 wanita) FKG UI ras Deutro Melayu. Subjek mengisi lembar Orofacial Esthetic Scale dan dilakukan pencetakan rahang atas. Lebar mesiodistal gigi geligi anterior atas tampilan frontal pada model studi diproyeksikan pada kertas milimeter dan hasil proyeksinya diukur. Analisis data menggunakan piranti lunak SPSS 18. Hasil: Proporsi lebar gigi geligi anterior yang diperoleh adalah 12%, 16%, 22%, 22%, 16%, 12%. Berdasarkan data persepsi estetika menggunakan Orofacial Esthetic Scale, proporsi lebar gigi geligi anterior dianggap memuaskan oleh 99% subjek. Kesimpulan: Proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu memiliki nilai tertentu yang tidak sesuai dengan konsep golden percentage. Walaupun demikian, secara umum proporsi lebar gigi geligi anterior subjek dianggap memuaskan. Background and objectives: An increased need of beautiful smile and teeth which support appearance that will be more esthetically pleasing is found. Many concepts have been proposed as a guideline in esthetic dentistry, such as golden proportion and golden percentage. Golden proportion is the first concept accepted as a guideline in esthetic dentistry, especially in the proportion of the frontal widths of maxillary anterior teeth. But, golden proportion has weaknesses, therefore alternative concepts have been formulated, one of which is golden percentage. According to golden percentage, the proportion of the frontal widths of maxillary anterior tooth should be 10%, 15%, 25%, 25%, 15%, 10%. Golden percentage is more applicable to the population. It is not known whether the proportion of the widths of maxillary anterior teeth among Deutro Melayu population in Indonesia is the same as golden percentage. The aim of this study was to know the proportion of the widths of maxillary anterior teeth among FKG UI students of Deutro Melayu origin and to find out whether the proportion of the widths of maxillary anterior teeth of the subjects is the same as golden percentage. Materials and methods: Descriptive study involving 100 FKG UI students (10 males, 90 females) of Deutro Melayu origin was made. Subjects filled questionnaire of Orofacial Esthetic Scale and study models from maxillary impression of the subjects were made. The frontal widths of maxillary anterior teeth were projected on milimeter block and measured. Data was tabulated and analized using SPSS 18.0. Results: The proportion of the widths of the maxillary anterior teeth of the subjects were 12%, 16%, 22%, 22%, 16%, 12%. Based on Orofacial Esthetic Scale scores, this proportion was accepted esthetically by 99% of the subjects. Conclusion: The widths of the maxillary anterior teeth among FKG UI students of Deutro Melayu origin showed a specific proportion which is not the same as golden percentage. However, this proportion was generally accepted esthetically by subjects. |