ABSTRAK Latar Belakang : Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL) yaitu wanitayang beroperasi secara terbuka sebagai penjaja seks komersial. WPSL termasukdalam kelompok risiko tinggi dalam penyebaran kasus IMS khususnya InfeksiKlamidia, berdasarkan data STBP tahun 2011, menunjukkan bahwa prevalensiGonore dan Klamidia tertinggi pada kelompok WPSL (56%). Tujuan :Mengetahui faktor risiko kejadian Infeksi Klamidia pada WPSL di Bandung tahun2011, faktor karakteristik demografi responden (umur, pendidikan, statusperkawinan, lama bekerja), faktor pengetahuan sikap dan perilaku (umurhubungan seks pertama,bilas vagina, penggunaan kondom, , riwayat mengalamigejala IMS, keterpaparan informasi), dan faktor pelanggan. Metode : Desainpenelitian ini adalah potong lintang, dengan menggunakan data sekunderSurveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada kelompok WPSL diBandung Tahun 2011. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.Hasil : penelitian menunjukkan bahwa proporsi WPSL yang mengalamiinfeksi Klamidia sebesar 51,6%, rata-rata umur yaitu 25 tahun, sebagian besarberpendidikan SLTA/sederajat (46,4%), 70% sudah menikah/pernah menikah,umur pertama berhubungan seks terbanyak saat berumur ≥ 17 tahun (65,6%),lama bekerja ≥ 2 tahun sebesar 52%, pernah mengalami gejala IMS 57,6%, tidakmemiliki kebiasaan bilas vagina 82,8%, kurang konsistensi penggunaan kondomsebesar 64,5%, pernah terpapar informasi sebesar 99,7%, jumlah pelanggan ≥ 15orang per minggu sebesar 51,6%. Secara statistik beberapa faktor-faktormenunjukkan adanya hubungan yang lemah dengan kejadian infeksi Klamidiaseperti pada variabel konsistensi penggunaan kondom (PR=1,4 95%CI 0,74-2,67)dan variabel umur (PR=1,4 95%CI 1,1-1,8). Kesimpulan : Secara statistikbeberapa faktor-faktor menunjukkan adanya hubungan yang lemah dengankejadian infeksi Klamidia yaitu pada variabel umur dan variabel konsistensipenggunaan kondom. ABSTRACT Background : Direct sex workers ( WPSL ) is a woman who operates openly ascommercial sex workers . WPSL included in the high risk group in the case of thespread of STIs , especially Chlamydia infection , based on data IBBS in 2011 ,showed that the highest prevalence of gonorrhea and chlamydia in the WPSLgroup (56%) .Objective: To determine risk factors for the incidence of Chlamydiainfection in WPSL in Bandung 2011 ,factors demographic characteristics ofrespondents (age ,education ,marital status ,length of work ), knowledge attitudesand behavioral factors (age of first intercourse, douche vagina, condom use,history experiencing symptoms of STIs, exposure information) ,and customerfactors. Methods :The study design was cross-sectional, using secondary dataIntegrated Biological and Behavioral Surveillance (IBBS) in the WPSL group inBandung in 2011 .Data were analyzed using univariate and bivariate .Results: The study showed that the proportion experiencing WPSL Chlamydiainfection was 51.6% , the average age is 25 years old, the majority of high schooleducation/equivalent (46.4%), 70% were married/never married ,age at firstsexual intercourse most currently aged ≥ 17 years old (65.6%) ,≥ 2 years old workby 52% ,had experienced symptoms of STIs 57.6% , do not have the habit of adouche 82.8% ,less consistent use of condoms by 64.5%, been exposed toinformation by 99.7%, ≥15 the number of customers per week at 51.6%.Statistically, several factors indicate a weak correlation with the incidence ofChlamydia infection as the variable consistency of condom use (PR=1.4 95% CI0.74to2.67) and the age variable (PR=1.4 95%CI 1.1to1.8) .Conclusion:Statistically, several factors indicate a weak correlation with the incidence ofChlamydia infection is the age variable and variable consistency of condom |