[Daerah Tangkapan Air Rawapening dengan luas 27.434,393 ha merupakanbagian dari DAS Tuntang dengan luas 130.036,886 ha (Sriyana, 2011) denganhulu di Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Perubahanpenggunaan tanah mengakibatkan terjadinya run off (limpasan), sehinggamempercepat terjadinya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi potensierosi di DTA Rawapening menggunakan model SWAT. SWAT (Soil and WaterAssessment Tool) merupakan model hidrologi yang dapat digunakan untukmemprediksi pengaruh penggunaan lahan terhadap aliran air, sedimen, erosi danzat kimia lainnya yang masuk ke sungai atau badan air pada suatu DAS. Hasilpenelitian menyimpulkan bahwa Hydrologic Response Unit (HRU) yangterbentuk di DTA Rawapening didominasi oleh unit lahan berupa kebun/tegalandengan tekstur tanah loam/lempung (L) dan lereng 15-25% (AGRR/L/15-25).Potensi erosi rata-rata tahunan yang terjadi di DTA Rawapening sebesar 167,201ton/ha. Kontribusi erosi paling tinggi berasal dari SubDTA Galeh sebesar2.820,9099 ton/ha/tahun karena kondisi unit lahan didominasi oleh kebun/tegalanpada lereng yang antara 15-40 % disertai dengan curah hujan tahunan yang cukuptinggi yaitu 2750-3250 mm/tahun dan kontribusi paling rendah terjadi padaSubDTA Kedungsringin sebesar 1,3762 ton/ha/tahun. Hasil kalibrasi antara debitmodel dengan debit observasi yaitu R= 0,8018 menunjukkan bahwa model dapatditerima dan layak diaplikasikan di DTA Rawapening., Rawapening water catchment area with 27.434,393 ha, is part of the Tuntangwatershed with 130.036,886 ha (Sriyana, 2011), which has headwaters in MountMerbabu, Telomoyo Mountain and Mount Ungaran. Changes in land use resultingin run off, thereby accelerating erosion. This study aims to predict the potential forerosion in the Rawapening water catchment area with SWAT model. SWAT (Soiland Water Assessment Tool) is a hydrological model that can be used to predict theeffects of land use on water flow, sediment, erosion and other chemicals into streamsor bodies of water in a watershed. The research concludes that the HydrologicResponse Unit (HRU) that form in the watershed are dominated by land unitRawapening a garden/dry with loam (L) soil texture and 15-25% slope (AGRR/L/15-25). Potential average annual erosion that occurred in the Rawapening watercatchment area of 167,201 tons/ ha/year. The highest erosion contribution comesfrom the SubDTA Galeh of 2.820,9099 tons/ha/year, because condition of the landunit dominated by garden/dry on slopes between 15-40% along with annual rainfallis 2750-3250 mm and the contribution of the lowest occurred in SubDTAKedungsringin of 1,3762 ton/ha/year. Calibration results between models debit withobservation debit that R = 0,8018 indicate that SWAT model can be accepted andapplied in the Rawapening Water Catchment Area.] |