ABSTRAK Penggunaan air rumah tangga yang tinggi biasanya terjadi dalam sebuah kotametropolitan, seperti halnya kota Jakarta. Standar kebutuhan air domestik yangditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum adalah sebesar 126,9liter/kapita/hari sementara standar kebutuhan air yang ditetapkan oleh DepartemenKesehatan adalah 150 liter/orang/hari. Menurut Kajian dan Verifikasi CakupanLayanan Air Minum Perpipaan di DKI Jakarta Tahun 2009, tingkat konsumsi airrata-rata rumah tangga pelanggan PAM adalah sebesar 253,302 liter/orang/harisampai 261,496 liter/orang/hari, sementara tingkat konsumsi air rata-rata rumahtangga yang bukan pelanggan PAM di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar204,698 liter/orang/hari. Penduduk miskin Jakarta mengalami peningkatan dari51,24 ribu jiwa pada Maret 2011 menjadi 363,42 ribu jiwa, dibandingkan Maret2010 yang hanya 312,18 ribu jiwa.Jumlah ini sekitar 3,75 % dari total pendudukJakarta. Ironisnya di beberapa tempat warga kelas ekonomi menengah bawahterpaksa membeli air dengan harga mahal ataupun membuat sumur komunalkarena tidak terlayani jaringan pipa air bersih atau PAM. Maka diperlukan datapenggunaan air domestik pada rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawahdengan harapan dapat dijadikan dasar perbaikan layanan jaringan pipa air bersih.Melalui metode wawancara dengan menggunakan kuisioner diketahui polapenggunaan air rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawah kota Jakartaadalah mandi sebesar 193,89 liter/orang/hari, masak beras sebesar 2,66liter/orang/hari, merebus bahan makanan sebesar 0,18 liter/orang/hari, minumsebesar 2,23 liter/orang/hari, mencuci pakaian sebesar 42,39 liter/orang/hari,mencuci peralatan makan sebesar 19,41 liter/orang/hari, mencuci kendaraansebesar 3,87 liter/orang/hari, sehingga total penggunaan air rumah tangga kelasekonomi menengah ke bawah di kota Jakarta adalah sebesar 264,64liter/orang/hari. Dari seluruh data hasil sampling yang diolah dengan denganmetode korelasi dan regresi pada Ordinary Least Square didapatkan kesimpulanbahwa tingkat pendapatan tidak berpengaruh secara nyata terhadap penggunaanair rumah tangga. Data dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumberpenggunaan air rumah tangga yang representatif terhadap kota Jakarta.Large quantities of household water consumption usually occurs in a metropolitan ABSTRACT city, as well as Jakarta. Standard domestic water requirements set by KementrianPekerjaan Umum is at 126.9 liters/capita/day while the standard waterrequirement established by the Departmen Kesehatan is 150 liters/person/day.According to the “Kajian dan Verifikasi Cakupan Layanan Air Minum Perpipaandi DKI Jakarta” in 2009, the average level of household water consumption usingPAM amounted 253.302 liters/person/day to 261.496 liters/person/day, while theaverage level of water consumption of households that is not using PAM is equalto 204.698 liters/person/day. The amount of citizens with middle-low class ofeconomy in Jakarta has increased from 51,240 in March 2011 to 363,420inhabitants, compared to March 2010 is only 312.180. This amounts to about3.75% of the total population in Jakarta. Ironically in some places middle-loweconomic class citizens forced to buy water at high prices or make a communalwell as underserved water pipelines or PAM. Through interviews using aquestionnaire method it is known the patterns of water usage in household withmiddle-low economic class in Jakarta. Water usage of shower is 193.89liters/person/day, rice cooking by 2.66 liters/person/day, boiling food by 0.18liters/person/day, drinking of 2.23 liters/person/day, washing clothes for 42.39liters/person/day, washing dishes of 19.41 liters/person/day, washing vehicles at3.87 liters/person/day, so the total water usege in household with middle-loweconomic classes in the city is amounted to 264.64 liters/person/day. The entiredata sampling results was processed by the correlation and regression method inthe Ordinary Least Squares. It is concluded that the level of income does notaffect the use of household water significantly. The data in this study is expectedto be a source of domestic water use that are representative of the Jakarta city. |