Perkelahian pelajar merupakan masalah klasik dalam dunia pendidikan. Perkelahian pelajar yang dilakukan secara sadar dengan unsur kesengajaan dikenal dengan perilaku agresi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menjelaskan hubungan antara varibael konformitas anak dalam peer group dan budaya sekolah dalam mempengaruhi agresivitas pelajar. Pada penelitian ini, semakin tinggi konformitas siswa dalam kelompok maka semakin tinggi agresivitas pelajar dan berkembang menjadi perilaku kolektif. Selanjutnya, budaya positif sekolah yang rendah berpengaruh terhadap perilaku agresi siswa. Penelitian ini lebih jauh membahas agresivitas secara sosiologis. Secara sosiologis, agresivitas pelajar dapat dijelaskan pada level makro, yaitu struktural, kultural, dan prosesual. Berdasarkan hasil penelitian bahwa agresivitas yang terjadi pada pelajar SMAN 70 Jakarta merupakan agresivitas membudaya dan pada pelajar SMAN 46 Jakarta merupakan agresivitas prosesual. Student violence is a classic problem in education. Violence done consciously with purpose is known as aggressive behavior. This study uses a quantitative approach that describes the relationship between student conformity within peer group and school culture influence the aggressiveness of student. This study, the higher student conformity in the group, so the higher aggressiveness of students and can develop into collective behavior. Furthermore, the lower of positive school culture influencing the behavior aggression of student. So far, this study discusses aggressiveness in sociological approach. Sociologically, the aggressiveness of students can be explained on macro level is structural, cultural, and processual. The results of research that aggressiveness that occurs in students of SMAN 70 Jakarta is cultural aggressiveness and the students of SMAN 46 Jakarta is processual aggressiveness. |