:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Reexamining orientalism in George R R Martin's a Song of Ice and Fire = Mengkaji ulang orientalisme dalam a Song of Ice and Fire karya George R R Martin

(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014)

 Abstrak

[Konsep Orientalisme sering ditemukan dalam cerita bergenre fantasi, di mana selalu terdapat dua sisi yang berlawanan: baik dan jahat, atau diri sendiri dan orang lain. A Song of Ice and Fire, sebuah novel seri fantasi kontemporer karya George R. R. Martin, terlihat menimbulkan kesan Orientalisme, khususnya dilihat dari pembagian dan penggambaran setting-nya, benua Westeros dan Essos, yang dilukiskan masing-masing sebagai kerajaan yang beradab dan benua yang barbar. Penamaan benua-benua tersebut sendiri nampak menyinggung Barat (West) dan Timur (East), pembagian yang membentuk ide Orientalisme itu sendiri. Artikel ini bertujuan untuk mengamati lebih jauh setting dari novel seri ini, pertama dari deskripsi-deskripsi setiap setting, termasuk geografi, orang-orang, dan budayanya, dan kemudian menggunakan empat dogma dasar Orientalisme rumusan Edward Said untuk mengamati bagaimana gambaran-gambaran tersebut sebenarnya terlihat. Penelitian ini menemukan bahwa Westeros dan Essos sama-sama beragam dan berbeda dengan caranya masing-masing. Kemudian, pembagian antara keduanya merupakan murni pembagian atas dasar geografi, bukan atas konsep yang bertolak belakang seperti baik dan jahat atau diri sendiri dan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa A Song of Ice and Fire tidak menampilkan ide Orientalisme., The concept of Orientalism can often be found in fantasy stories, where there are two sides of things: good and evil, or self and other. A Song of Ice and Fire, a contemporary fantasy novel series by George R. R. Martin, has made a seemingly Orientalist impression, especially with the clear division and depictions of its settings, the continent Westeros and Essos, which are portrayed as a civilized kingdom and a barbaric continent respectively. The naming of the continents itself seems to hint on the West and the East, a division upon which Orientalism idea is built. This paper is aimed to further observe the series’ settings, first from the descriptions of each setting, including the geography, people, and culture, and then using Edward Said’s four principal dogmas of Orientalism to see how these settings are actually seen. This research discovers that Westeros and Essos are equally diverse and different in their own way. Moreover, the division between the two is purely on geographical base, not opposite concepts like good and evil or self and other. It is concluded that A Song of Ice and Fire series does not portray the idea of Orientalism.]

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Mila Zuliana Shabrin.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-Pdf
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
Program Studi :
Bahasa : eng
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : 29 hlm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20369007