ABSTRAK Stuttering atau gagap merupakan salah satu gangguan kelancaran bicara(Cohen, 2001). Banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yangdapat menjadi pemicu munculnya gagap pada diri seseorang, misalnya karenaadanya kesamaan genetik dengan orangtuanya yang juga gagap, adanya hubungandalam dalam keluarga yang kurang harmonis, dan lain sebagainya.Gejala gagap mulai muncul ketika anak berusia 2 - 6 tahun. Namun padausia tersebut, gagap masih dikatakan normal mengingat seorang anak masihmempelajari keterampilan bahasa yang akan digunakannya untuk mengemukakanide-ide yang ada dalam pikirannya (Prins & Ingham, 1983). Setelah anakmemasuki usia sekolah, gagap atau ketidaklancaran bicara mulai dianggap sebagaisuatu gangguan yang dapat menyebabkan munculnya masalah akademis disekolah serta masalah dalam berhubungan dengan teman-teman sebaya. Masalahmasalahtersebut dapat mempengaruhi terbentuknya konsep diri dan kepribadiananak gagap. Beberapa anak yang mengalami gagap dapat terus mengalami gagapsampai mereka memasuki masa remaja dan dewasa.Salah satu treatment yang dapat dilakukan untuk mengatasi gagap iniadalah dengan menjalani terapi wicara dimana anak diberikan latihan bicarasecara khusus untuk memperbaiki gangguan bicaranya (Speech Therapy, 2004).Bila gagap tersebut sudah berdampak pula pada munculnya hambatan ataugangguan psikologis, seperti anak menjadi kurang percaya diri dan menarik diridari lingkungan, maka selain terapi wicara diperlukan juga treatment yang bersifatpsikologis. Treatment psikologis diberikan untuk membantu orang gagap agar iabisa lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan orang lain. (Dodge, 2003). Salahsatu treatment psikologis yang dapat diberikan adalah berupa pemberian terapimodifikasi perilaku.Penelitian ini mencoba untuk melihat gambaran kemajuan yang diperolehanak yang mengalami gagap melalui terapi wicara dan terapi modifikasi perilaku,hal-hal apa saja yang dapat membantu dan menghambat keberhasilan terapi, bagaimana peran keluarga dalam membantu proses terapi, dan kegiatan-kegiatanapa saja yang dapat membantu keberhasilan terapi.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif denganmemakai wawancara, observasi, dan analisis dokumen tertulis sebagai metodepengumpulan data. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang anak berusia 13tahun yang telah didiagnosa mengalami gagap atau sniuering oleh seorangpsikolog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kemajuan yangdiperoleh oleh subyek setelah mengikuti terapi wicara dan terapi modifikasiperilaku. Beberapa kemajuan tersebut, antara lain: beberapa karakteristik gagapyang dialami subyek semakin berkurang serta subyek semakin berani untukberbicara dengan orang lain yang salah satunya ditunjukkan melalui perilakunyayang tidak lagi menunduk dan menghindari kontak mata ketika berbicara denganorang lain Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu keberhasilan terapi,seperti motivasi dalam diri I untuk menjalani terapi dan motivasi keluarga yangcuku tinggi untuk membantu 1 menjalani terapi. Ada pula beberapa laktor yangdapat menghambat keberhasilan terapi, seperti kurangnya kontrol terhadapkegiatan-kegiatan yang dapat membantu keberhasilan terapi yang disarankanterapis untuk dilakukan I, frekuensi kedatangan I yang tidak sesuai denganharapan terapis, serta kondisi fisik J yang kadang-kadang kurang sehat atau lelah.Keluarga, khususnya orangtua berperan cukup besar dalam meningkatkankeberhasilan terapi yang sedang dijalani I.Dari hasil tersebut, beberapa saran praktis coba dikemukakan untukorangtua. Saran-saran tersebut secara umum diharapkan dapat memberikanpengetahuan kepada orangtua mengenai bagaimana membantu anak yangmengalami gagap untuk mengatasi gagapnya. Saran metodologis untuk penelitianlanjutan lebih berkaitan dengan rentang waktu penelitian, keterlibatan pihak-pihaklain, dan jumlah serta keragaman subyek yang digunakan dalam tugas akhir ini. |